Jika dirawat, ia akan menjadi sahabat, namun kalau dirusak, ia akan berbalik merugikan. Begitulah peran lahan gambut bagi kita umat manusia. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita selalu menjaganya dengan baik. Inilah yang kini tengah dilakukan oleh Royal Golden Eagle (RGE) dengan mencanangkan program Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Lahan gambut ternyata memiliki peran yang sangat signifikan bagi kelangsungan hidup manusia. Area ini bisa menjadi cadangan air yang berlimpah. Bayangkan saja, jika masih berfungsi normal dan belum rusak, lahan gambut mampu menyimpan air antara 0,8 hingga 0,9 m3/m3. Bukan hanya itu, lahan gambut diketahui sangat berpengaruh terhadap keseimbangan iklim. Area unik ini bisa menyimpan karbon. Namun, jika rusak akibat kebakaran misalnya, hal yang terjadi sebaliknya. Karbon akan mereka lepaskan ke udara. Dampaknya fatal. Efek rumah kaca semakin meningkat dan mendorong suhu bumi terus naik.

Royal Golden Eagle tahu persis hal tersebut. Maka, mereka rela menggulirkan RER yang sejatinya tidak mudah dilakukan. Maklum saja, selain kedua peran tersebut, lahan gambut diketahui menyimpan keanakeragaman hayati yang luar biasa dan menjadi habitat alami beragam flora serta fauna. Berbagai alasan itu sudah cukup untuk membuat grup yang dulu bernama Raja Garuda Mas tersebut segera mengambil langkah strategis. Patut diketahui, oleh pendirinya, Sukanto Tanoto, RGE diharapkan untuk ikut aktif dalam menjaga keseimbangan iklim.  Hal itu bahkan digariskannya sebagai prinsip kerja di semua unit usaha Royal Golden Eagle. Langkah RGE ini terbilang unik. Pasalnya, sebagai grup yang memanfaatkan sumber daya alam, perusahaan seperti Royal Golden Eagle ini sering dianggap tidak memerhatikan kelestarian alam. Namun, kenyataan yang terjadi sebaliknya. RER yang mereka gagas adalah bukti nyatanya.

Korporasi yang dulu bernama awal Raja Garuda Mas ini mulai mencanangkan RER pada 2013. Mereka bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Flora & Fauna International, Bidara, dan The Nature Conservancy untuk menjalankannya. Sejumlah institusi tersebut dipilih oleh RGE karena dinilai kompeten dalam perlindungan dan pelestarian alam. Pada dasarnya, RER merupakan upaya perlindungan dan perbaikan area lahan gambut yang sudah rusak. RGE secara khusus memfokusnya di salah satu hutan gambut terluas di Asia Tenggara yang terletak di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang yang ada di Provinsi Riau. Luas area yang direstorasi oleh RGE juga sangat luas. Mereka menangani lahan seluas 150 ribu hektare. Melalui program RER, area yang perannya sudah menurun tersebut hendak dipulihkan seperti sedia kala.

RGE mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan RER. Mereka mendapat izin restorasi ekosistem di sana selama 60 tahun dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Kurun waktu tersebut hendak dimanfaatkan secara maksimal oleh Royal Golden Eagle untuk memulihkan fungsi dan peran lahan gambut di sana. Supaya proses pemulihan hutan gambut di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang berjalan dengan baik, RGE melakukan empat tahap di dalam RER. Pertama mereka melakukan perlindungan terlebih dulu. Areanya dijaga dari ancaman tangan-tangan tak bertanggung jawab yang kerap menjadi perusak hutan.

Dalam hal ini, peran Royal Golden Eagle dalam melindungi kelestarian alam kian kentara. Sebab, seiring dengan proses restorasi, dalam RER, RGE juga melakukan konservasi terhadap 400 ribu area hutan gambut lainnya. Selanjutnya, RGE melakukan riset dan penelitian. Hal ini menjadi modal dalam melakukan tindakan selanjutnya di dalam RER yakni proses restorasi. Ini yang tidak mudah dilakukan. Butuh kesabaran ekstra dan kerja keras dalam mengembalikan fungsi dan peran hutan yang sudah menurun.

Adapun tahap terakhir adalah pengelolaan lahan. Ini juga butuh komitmen dan keseriusan. Pasalnya, tidak mudah untuk mengelola lahan gambut. Ambil contoh tentang pengaturan air. Lahan ini tidak boleh kering supaya tidak mudah terbakar sehingga aliran air harus terus-menerus dipantau tanpa henti.

KESERIUSAN RGE

Source: Berita Satu

Akan tetapi, Royal Golden Eagle memang sudah berkomitmen untuk mengembalikan peran dan fungsi lahan gambut di Semenanjung Kampar seperti sedia kala. Mereka membuktikannya dengan mengucurkan investasi sebesar 100 juta dollar Amerika Serikat selama sepuluh tahun ke depan untuk pelaksanaan RER sejak 2015. Royal Golden Eagle mengikuti ajang konferensi tingkat tinggi dalam perlindungan alam dunia, COP21 di Paris, Prancis, pada Desember 2015 lalu. Di hadapan pihak-pihak yang berkiprah dalam perlindungan alam dunia, RGE menandaskan komitmennya.

“Komitmen ini menggambarkan bahwa pihak swasta juga memiliki andil secara nyata, bukan hanya ikrar, tapi dengan benar-benar menunjukkan hasil,” kata Managing Director APRIL Group Indonesia, Tony Wenas, seperti dikutip dari Berita Satu.

RGE bertekad melakukannya karena tahu persis kondisi lahan gambut. Area ini merupakan kawasan yang “sensitif” sehingga sangat membutuhkan perlindungan. Secara khusus, lahan gambut di Semenanjung Kampar tersebut juga menjadi habitat sejumlah fauna yang keberadaannya terancam. Lihat saja di sana ditemukan Macan Sumatera, Beruang Madu, dan sejumlah spesies kucing hutan yang langka.

Sejak mulai dilakukan hingga sekarang, dampak positif RER mulai terlihat. Area tersebut bebas dari kebakaran. Padahal, pada tahun 2015 terjadi musim kering yang parah di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, kawasan terlindungi yang seluas enam kali Singapura tersebut mulai “hidup” kembali. Hal tersebut tergambar dari penemuan sejumlah fauna langka yang terekam kamera jebakan pengelola RER. Ini menandakan fungsi dan peran kawasan Semenanjung Kampar sebagai habitat alami sejumlah fauna perlahan-lahan mulai kembali normal.

Hasil menggembirakan tersebut semakin menambah semangat RGE untuk melaksanakan RER. Menurut Direktur Royal Golden Eagle, Anderson Tanoto, langkah yang diambil pihaknya ini merupakan perwujudan nyata dari prinsip kerja perusahaan. Royal Golden Eagle ingin memberi manfaat kepada pihak lain khusus masyarakat dan negara. Bersamaan dengan itu, RGE juga berkiprah aktif dalam perlindungan iklim.

“Kami terus belajar dari pengalaman dan mengembangkan pendekatan demi memberikan manfaat bagi lingkungan, kesempatan ekonomi melalui kesempatan kerja dan pembangunan infrastruktur, sekaligus memberikan faedah bagi masyarakat lokal,” tutur Anderson Tanoto di Berita Satu.

Agar RER bisa berjalan sukses, RGE menggandeng masyarakat sekitar. Mereka tahu persis peran warga lokal akan sangat signifikan dalam perlindungan alam. Oleh karena itu, RER juga melibatkan warga setempat yang berdomisili di sekitar Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.

Ada sejumlah langkah yang dilakuan oleh RGE. Grup yang dulu pernah bernama Raja Garuda Mas ini memastikan terjaganya praktik tradisional dalam kegiatan memancing ikan dan mengumpulkan madu. Selain itu, mereka juga menciptakan sumber penghasilan dan kegiatan bisnis skala kecil. Hal ini penting karena tuntutan ekonomi kerap menjadi pendorong pemanfaatan hutan secara tidak bertanggung jawab.

Tak kalah penting juga RGE aktif melakukan pendidikan supaya masyarakat memahami pentingnya upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati. Hal itu dibarengi dengan beragam upaya peningkatan ekonomi lokal sebagai bukti bahwa kegiatan konservasi mampu menciptakan kesejahteraan.

Diharapkan semua kegiatan yang dilakukan Royal Golden Eagle dalam RER mampu berjalan maksimal. Sebab, hasilnya tidak hanya dinikmati oleh warga sekitar maupun RGE. Semua rakyat Indonesia akan menikmati buahnya karena keseimbangan iklim ikut terjaga seiring fungsi dan peran lahan gambut yang membaik.