Apakah Batasan Jilbab Syar’i ?

Hijab syar’i bagi seorang wanita muslimah ketika keluar rumah setelah
memakai gamis (baju panjang) adalah khimar (kerudung penutup kepala,
leher, dan dada), dan jilbab (baju setelah gamis dan khimar yang menutup
seluruh badan wanita/abaya).

Firman Allah ta’ala:

(وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ )(النور: من الآية31)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.
Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke juyub (celah-celah pakaian)
mereka.”
 (Qs. 24:31)

Berkata Ath-Thabary rahimahullahu:

وليلقين خُمُرهنّ …على جيوبهنّ، ليسترن بذلك شعورهنّ وأعناقهن وقُرْطَهُنَّ

“Hendaknya mereka melemparkan khimar-khimar mereka di atas celah pakaian mereka supaya mereka bisa menutupi rambut, leher , dan anting-anting mereka.” (Jami’ul Bayan 17/262, tahqiq Abdullah At-Turky)

Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu:

يعني: المقانع يعمل لها صَنفات ضاربات على صدور النساء، لتواري ما تحتها
من صدرها وترائبها؛ ليخالفن شعارَ نساء أهل الجاهلية، فإنهن لم يكن يفعلن
ذلك، بل كانت المرأة تمر بين الرجال مسفحة بصدرها، لا يواريه شيء، وربما
أظهرت عنقها وذوائب شعرها وأقرطة آذانها. …والخُمُر: جمع خِمار، وهو ما
يُخَمر به، أي: يغطى به الرأس، وهي التي تسميها الناس المقانع

“Khimar, nama lainnya adalah Al-Maqani’, yaitu kain yang memiliki
ujung-ujung yang dijulurkan ke dada wanita, untuk menutupi dada dan
payudaranya, hal ini dilakukan untuk menyelisihi syi’ar wanita
jahiliyyah karena mereka tidak melakukan yang demikian, bahkan wanita
jahiliyyah dahulu melewati para lelaki dalam keadaan terbuka dadanya,
tidak tertutupi sesuatu, terkadang memperlihatkan lehernya dan
ikatan-ikatan rambutnya, dan anting-anting yang ada di telinganya. Dan
khumur adalah jama’ dari khimar, artinya apa-apa yang digunakan untuk
menutupi, maksudnya disini adalah yang digunakan untuk menutupi kepala,
yang manusia menyebutnya Al-Maqani’ (Tafsir Ibnu Katsir 10/218, cet. Muassah Qurthubah)

Lihat keterangan yang semakna di kitab-kitab tafsir seperti Tafsir Al-BaghawyTafsir Al-AlusyFathul Qadir dll, ketika menafsirkan surat An-Nur ayat 31.

Dan kitab-kitab fiqh seperti Mawahibul Jalil (4/418, cet. Dar ‘Alamil Kutub), Al-Fawakih Ad-Dawany (1/334 cet. Darul Kutub Al-’Ilmiyyah), Mughny Al-Muhtaj (1/502, cet. Darul Ma’rifah) dll.

Demikian pula kitab-kitab lughah (bahasa) seperti Al-Mishbahul Munir (1/248, cet. Al-Mathba’ah Al-Amiriyyah), Az-Zahir fii ma’ani kalimatin nas (1/513, tahqiq Hatim Shalih Dhamin), Lisanul ‘Arab hal:1261, Mu’jamu Lughatil Fuqaha, dll.

Yang intinya bahwa pengertian khimar di dalam surat An-Nur ayat 31
adalah kain kerudung yang digunakan wanita untuk menutup kepala sehingga
tertutup rambut, leher, anting-anting dan dada mereka. Sementara itu
wajib bagi wanita muslimah mengenakan jilbab setelah mengenakan khimar
ketika keluar rumah, sebagaimana tercantum dalam firman Allah ta’ala:

(يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَحِيماً)
(الأحزاب:59)

Artinya:” Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, -anak
perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
 (Qs. 33:59)

Para ulama berbeda-beda dalam menafsirkan jilbab, ada yang mengatakan
sama dengan khimar, ada yang mengatakan lebih besar, dll (lihat Lisanul
Arab hal: 649). Dan yang benar –wallahu a’lamu- jilbab adalah pakaian
setelah khimar, lebih besar dari khimar, menutup seluruh badan wanita.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu:

والجلباب هو: الرداء فوق الخمار

“Dan jilbab adalah pakaian di atas khimar.” (Tafsir Ibnu Katsir 11/252)

Berkata Al-Baghawy rahimahullahu:

وهو الملاءة التي تشتمل بها المرأة فوق الدرع والخمار.

“Jilbab nama lainnya adalah Al-Mula’ah dimana wanita menutupi dirinya
dengannya, dipakai di atas Ad-Dir’ (gamis/baju panjang dalam/daster)
dan Al-Khimar.” (Ma’alimut Tanzil 5/376, cet. Dar Ath-Thaibah)

Berkata Syeikhul Islam rahimahullahu:

و الجلابيب هي الملاحف التي تعم الرأس و البدن

“Dan jilbab nama lain dari milhafah, yang menutupi kepala dan badan.” (Syarhul ‘Umdah 2/270)

Berkata Abu Abdillah Al-Qurthuby rahimahullahu:

الجلابيب جمع جلباب، وهو ثوب أكبر من الخمار…والصحيح أنه الثوب الذي يستر جميع البدن. “الجلابيب

adalah jama’ جلباب, yaitu kain yang lebih besar dari khimar…dan yang
benar bahwasanya jilbab adalah kain yang menutup seluruh badan.” (Al-Jami’ li Ahkamil Quran 17/230, tahqiq Abdullah At-Turky)

Berkata Syeikh Muhammad Amin Asy-Syinqithy rahimahullahu:

فقد قال غير واحد من أهل العلم إن معنى : يدنين عليهن من جلابيبهن : أنهن يسترن بها جميع وجوههن

، ولا يظهر منهن شيء إلا عين واحدة تبصر بها ، وممن قال به ابن مسعود ، وابن عباس ، وعبيدة السلماني وغيرهم

“Beberapa ulama telah mengatakan bahwa makna ” يدنين عليهن من
جلابيبهن” bahwasanya para wanita tersebut menutup dengan jilbab tersebut
seluruh wajah mereka, dan tidak nampak sesuatupun darinya kecuali satu
mata yang digunakan untuk melihat, diantara yang mengatakan demikian
Ibnu Mas’ud, Ibnu ‘Abbas, dan Ubaidah As-Salmany dan lain-lain.” (Adhwa’ul Bayan 4/288) Oleh karena itu hendaknya penanya melengkapi busana muslimahnya dengan jilbab setelah mengenakan khimar.

Datang dalam Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah:

والمشروع أن يكون الخمار ملاصقا لرأسها، ثم تلتحف فوقه بملحفة وهي
الجلباب؛ لقول الله سبحانه: سورة الأحزاب الآية 59 يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ الآية.

“Yang disyari’atkan adalah hendaknya khimar menempel di kepalanya,
kemudian menutup di atasnya dengan milhafah, yaitu jilbab, karena firman
Allah ta’alaa dalam surat Al-Ahzab ayat 59:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ

(Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 17/176)

Berkata Syeikh Al-Albany rahimahullahu:

فالحق الذي يقتضِيه العمل بما في آيتي النّور والأحزاب ؛ أنّ المرأة يجب
عليها إذا خرجت من دارها أنْ تختمر وتلبس الجلباب على الخمار؛ لأنّه كما
قلنا : أسْتر لها وأبعد عن أنْ يصف حجم رأسها وأكتافها , وهذا أمر يطلبه
الشّارع … واعلم أنّ هذا الجمع بين الخمار والجلباب من المرأة إذا خرجت قد
أخلّ به جماهير النّساء المسلمات ؛ فإنّ الواقع منهنّ إمّا الجلباب وحده
على رؤوسهن أو الخمار , وقد يكون غير سابغ في بعضهن… أفما آن للنّساء
الصّالحات حيثما كنّ أنْ ينْتبهن من غفلتهن ويتّقين الله في أنفسهن ويضعن
الجلابيب على خُمرهن

“Maka yang benar, sebagai pengamalan dari dua ayat, An-Nur dan
Al-Ahzab, adalah bahwasanya wanita apabila keluar dari rumahnya wajib
atasnya mengenakan khimar dan jilbab di atas khimar, karena yang
demikian lebih menutup dan lebih tidak terlihat bentuk kepala dan
pundaknya, dan ini yang diinginkan Pembuat syari’at…dan ketahuilah bahwa
menggabungkan antara khimar dengan jilbab bagi wanita apabila keluar
rumah telah dilalaikan oleh mayoritas wanita muslimah, karena yang
terjadi adalah mereka mengenakan jilbab saja atau khimar saja, itu saja
kadang tidak menutup seluruhnya… apakah belum waktunya wanita-wanita
shalihah dimanapun mereka berada supaya sadar dari kelalaian mereka dan
bertaqwa kepada Allah dalam diri-diri mereka, dan mengenakan jilbab di
atas khimar-khimar mereka?” (Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah hal: 85-86)

Berkata Syeikh Bakr Abu Zaid rahimahullahu:

حجابها باللباس، وهو يتكون من: الجلباب والخمار، …فيكون تعريف الحجاب
باللباس هو:ستر المرأة جميع بدنها، ومنه الوجه والكفان والقدمان، وستر
زينتها المكتسبة بما يمنع الأجانب عنها رؤية شيء من ذلك، ويكون هذا الحجاب
بـ الجلباب والخمار

“Hijab wanita dengan pakaian terdiri dari jilbab dan khimar…maka
definisi hijab dengan pakaian adalah seorang wanita menutupi seluruh
badannya termasuk wajah, kedua telapak tangan, dan kedua telapak kaki,
dan menutupi perhiasan yang dia usahakan dengan apa-apa yang mencegah
laki-laki asing melihat sebagian dari perhiasan-perhiasan tersebut, dan
hijab ini terdiri dari jilbab dan khimar.” (Hirasatul Fadhilah 29-30)
Sebagian ulama mengatakan bahwa jilbab tidak harus satu potong kain,
akan tetapi diperbolehkan 2 potong dengan syarat bisa menutupi badan
sesuai dengan yang disyari’atkan (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 17/178).

Wallahu a’lam.