Sinopsis Best Love Episode 4
Pil-joo  memberikan bunga terakhir pada Ae-jung. Ae-jung awalnya terkejut tak  percaya tapi ia lalu tersenyum. Semua orang terkejut, termasuk Jin. Kim  Hee-jin (Cameo, Park Shi-yeon) terkejut ia ditolak oleh Pil-joo. Ae-jung  mengambil bunga mawar itu. Hanya Ae-hwan yang bertepuk tangan hehe^^  
Walau  terkejut dan kesal, terpaksa Se-ri mengumumkan Ae-jung lah orang yang  terakhir dipilih dan dengan sangat menyesal Kim Hee-jin dieliminasi dari  acara itu. Penulis Han dengan khawatir berbisik pada PD Kim bahwa  mengundang Kim Hee-jin adalah hal yang sulit. Tapi baru tampil sebentar,  dia sudah dieliminasi. Kim Hee-jin meninggalkan panggung dengan marah.   
Ae-jung  berdiri bersama para gadis lain yang terpilih. Jin mulai merasakan  jantungnya berdetak cepat. Ia ingat perkataan Moon bahwa seseorang yang  jatuh cinta akan berdebar saat melihat orang yang disukainya bersama  orang lain. Jin tak berani melihat monitor detak jantungnya yang  berbunyi. Ae-jung menoleh dan terkejut melihat Jin ada di sana.  
Ae-jung  tersenyum. Jin terhuyung-huyung masuk ke dalam. Ia berusaha menenangkan  dirinya. Tempat itu berisi dengan poster-poster drama MBS (baca: MBC).  Judul-judul dalam poster itu mulai berlompatan keluar menjawab  pertanyaan Jin.  
Jin: “Tidak mungkin aku menyukai Goo Ae-jung..”  
Poster: “I Really Really Like You”  
Jin (berguling di tembok) : “Tidak mungkin….bagaimana bisa….”  
Poster: “The Bean Chaff of My Life” (artinya dibutakan oleh cinta^^)  
Jin: “Aku adalah Dokko Jin. Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya..ada apa sebenarnya?  
Poster: “A Prince’s First Love”  
Jin: “Apa yang harus kulakukan sekarang?”  
Poster: “A Man in Crisis”  
(tiap kali judul poster itu muncul, ostnya berubah jadi ost drama itu, asik banget ^^)  
Ae-jung  masuk membawa bunga dan menghampiri Jin. Ae-jung memanggilnya, Jin  berusaha menghindar. Ae-jung terus memanggilnya hingga Jin berbalik  dengan kesal. Ae-jung menyandar di tembok, persis di sebelah poster  drama: “You’re So Pretty”.  
Ae-jung  mengacungkan mawarnya, “Kau lihat? Aku mendapat bunganya.” Ae-jung  bertanya apakah Jin datang karena khawatir ae-jung akan dieliminasi? Ia  juga sangat terkejut tapi ia berhasil membalikkan situasi. Dia  mengangkat tangannya dan meminta ‘high five” tapi Jin dengan kasar malah  memukul tangannya dengan keras. Ia berkata,” ini tak masuk  akal…bagaimana bisa seseorang sepertimu mencuri ha…” Jin tak bisa  meneruskan perkataannya.  
Ae-jung  salah paham, dikiranya Jin menganggap Ae-jung tak pantas dipilih,  padahal maksud Jin bagaimana bisa ia tertarik pada seseorang seperti  Ae-jung. Ia bertanya apa yang salah dengan dirinya.  
Jin  tidak mau mengakui kalau dia menyukai Ae-jung. Ae-jung bertanya mengapa  Jin menghinanya. Jin berkata siapa yang menyukai Ae-jung, Ae-jung  adalah sebongkah kesialan. Ae-jung bertanya kalau begitu mengapa Jin  datang, bukankah Jin khawatir Ae-jung akan sedih bila dieliminasi. Jin  membantahnya, dia berkata dia datang karena ia khawatir jika Ae-jung  dieliminasi maka Ae-jung akan menempel padanya lagi.  
Ae-jung  berkata kalau begitu seharusnya Jin senang Ae-jung dipilih. Ia tak  mengerti mengapa Jin marah dan menghinanya. Jin berkata ia tidak suka  segalanya berjalan baik bagi Ae-jung.  
Ae-jung  dengan kesal menyodok-nyodokkan mawar di tangannya ke wajah Jin. Dia  berkata dia senang karena menerima bunga itu, lalu bagaimana? Jin  menepis bunga itu hingga terjatuh dan beberapa kelopaknya terlepas.  “Mawarku..kau jahat..” seru Ae-jung sedih. Jin merasa bersalah.  
Jin  duduk memandangi kelopak-kelopak mawar di tangannya. Dia membuang  kelopak-kelopak itu ke atas tutup tempat sampah. Satu kelopak membandel  dan terus menempel di tangannya.  
”Jangan terus  menempel padaku. Goo Ae-jung pergilah…pergilah…” Ia melepaskan kelopak  itu ke atas tutup tempat sampah dan menekan tutup tempat sampah. Tutup  tempat sampah itu berputar dan membuang kelopak-kelopak itu masuk ke  tempat sampah. Eh lagi-lagi satu kelopak bandel itu tidak mau lepas.  
Jin heran melihatnya.  
“Jangan mendekatiku lagi, jauh-jauhlah dari padaku. Goo Ae-jung…pergi jauh-jauh…bisakah kau biarkan aku?”  
Tapi  saat kelopak itu hendak jatuh, ia malah menahannya lalu mengambilnya  dengan lembut. Dan menyelipkan kelopak mawar itu ke dalam sapu  tangannya.  
Ae-jung  masih kesal dengan Jin saat ia menghampiri kakaknya. Ae-jung mengambil  botol minuman di tangan Ae-hwan dan langsung meminumnya. Ae-hwan berseru  minuman itu bukan untuk Ae-jung tapi untuk diberikan pada Pl-joo.  
Para  peserta lain mendekati Pil-joo dan bergenit-genit ria. Ada yang  mengeluh pencernaannya tidak baik dan meminta Pil-joo menekan sarafnya.  Ae-hwan bergumam, sakit pencernaan apa, kau baru saja makan kimbab. Lalu  Harumi datang dan mengeluh matanya terus berkedip, minta diperiksa  Pil-joo. Lalu peserta ketiga datang dan pura-pura terjatuh sambil  memegang paha Pil-joo. Ia mengaku menderita anemia akhir-akhir ini.  Pil-joo meladeni mereka dengan ramah seperti pada pasien-pasiennya.  
Ae-hwan  menyuruh Ae-jung ikut menghampiri Pil-joo dan berpura-pura tidak sehat.  Ae-jung tidak mau berbohong. Ae-hwan berkata semua gadis itu juga  berbohong, bukan benar- benar sakit. Mereka hanya mencari alasan untuk  mendekati Pil-joo.  
Ae-hwan  mengusulkan Ae-jung pura-pura cegukan. Ae-jung lebih menyukai ide itu.  Ia pura –pura cegukan. Yang lebih mirip sendawa. Eeep…eheeepp… “Apa  itu cegukan?” tanya Ae-hwan kesal. Ae-hwan memberi contoh  cegukan…hikk..hikk…Ae-jung menirukannya hahaha…dua orang ini polos  banget.  
Ae-hwan berkata ia akan mengalihkan  perhatian para gadis itu dan Ae-jung bisa mengambil perhatian Pil-joo.  Ae-jung tidak mau dan berusaha mencegahnya. Ae-hwan dengan penuh tekat  menghampiri Pil-joo dan tiga gadis lainnya.  
Ia  memberi salam pada Pil-joo lalu berkata akhir-akhir ini perutnya  bermasalah. Preeeettt….serangan “gas” Ae-hwan meluncur menembus hidung  para gadis itu, yang langsung terbatuk-batuk saking baunya. Ae-jung malu  sekali.  
Ae-hwan  berkata bau sekali, apakah ada masalah dengan kesehatannya. Preeeettt…  serangan kedua berhasil membubarkan ketiga gadis itu. Ae-hwan tersenyum  malu-malu pada Pl-joo. Ia lalu memberi isyarat pada Ae-jung untuk  mendekati Pil-joo. Ae-jung tidak mau, ia terlanjur malu. Pil-joo melihat  isyarat Ae-hwan dan melihat Ae-jung. Ia tersenyum hangat. Ae-jung  menunduk lalu pergi.  
Ae-jung  pergi ke mesin minuman. Ia memikirkan cara lain untuk mendekati  Pil-joo. Ia tak yakin cegukan akan berhasil. Jadi ia menggunakan uang  koin untuk mengundi apakah ia aan pura-pura cegukan atau tidak. Jika  kepala maka ia akan mendekati Pil-joo, jika ekor maka ia membeli minuman  dengan koin itu.  
Ia melemparkan koin dan  berjalan mundur untuk menangkapnya tapi ia hampir terjatuh. Untunglah  Pil-joo menangkapnya dari belakang. Pil-joo mengulurkan koin itu pada  Ae-jung. Ae-jung melihat koin itu….ternyata kepala. Pil-joo berkata  Ae-hwan bercerita bahwa Ae-jung menderita cegukan yang cukup parah.  
Terpaksa  Ae-jung melanjutkan kebohongan kakaknya dengan pura-pura cegukan (yang  bener-bener keliatan boongnya). Pil-joo berkata cegukan seharusnya  datang dari diafagma otot perut, sedangkan suara cegukan Ae-jung berasal  dari tenggorokan. Jika dilanjutkan Pil-joo khawatir tenggorokan Ae-jung  akan terluka. Ae-jung tahu cegukan pura-puranya ketahuan.  
Ia  bertanya bagaimana kalau ia mengalami cegukan beneran, apa yang harus  ia lakukan? Pil-joo menekan cekungan di bawah leher, di antara pertemuan  2 tulang, Ae-jung mencoba menekannya tapi terlalu keras. Pil-joo  berkata jangan terlalu keras,nanti seseorang bisa mati. Ae-jung  mengerti, jadi cegukan yang salah bisa menyebabkan kematian. Bukan  begitu, kata Pil-joo, “tampaknya kau cenderung bereaksi berlebihan.”  Pil-joo mengatakan itu bukan dengan nada menuduh atau merendahkan.  
Ae-jung  berkata begitulah dunia pertunjukkan/showbiz. Ia berkata apapun yang  akan Pil-joo lakukan dalam acara itu, Ae-jung akan bereaksi berklebihan.  Pil-joo tak mengerti. Ae-jung menjelaskan misalnya jika Pil-joo  mengucapkan sebuah lelucon maka ia akan tertawa berlebihan. Juga jika  Pil-joo bersikap cool maka reaksinya akan “Ha…kereeeen banget…” sambil  menutup mulutnya. Itu disebut reaksi “show”.  
Ae-jung  berkata ia berterima kasih karena Pil-joo tidak mengeliminasinya. Untuk  membalasnya, ia memberi koin (500 won) tadi pada Pil-joo untuk membeli  minuman.  
“Bukankah kau bernilai 100 miliar won? Lebih baik kau memberiku 100 miliar won,” kata Pil-joo.  
Ae-jung terkejut, apa?  
“Bukankah ini yang disebut reaksi ‘show’ berlebihan ?” tanya Pil-joo sambil tersenyum.  
Ae-jung  tertawa sinis lalu menjawab dengan serius, “100 miliar itu bukan  lelucon. Bukankah sudah kukatakan padamu. 100 miliar won atau lebih, aku  tidak akan bisa dibeli.”  
Senyum Pil-joo langsung lenyap, “Maaf aku seharusnya tidak bercanda mengenai hal itu.”  
“Itulah yang disebut rekasi ‘show’ serius berlebihan!” kata Ae-jung sambil tertawa.  
Pil-joo merasa lega Ae-jung hanya bercanda. Ae-jung berkata jika timingnya tepat maka reaksinya akan luar biasa.  
Jin  merenung di kantornya. Ia ingat wajah sedih Ae-jung ketika mawarnya  ditepis Jin. Jin menghela nafas panjang. Jae-seok menjemputnya. Namun  ketika Jin hendak masuk ke van ia terkejut.  
Ae-jung  dan Ae-hwan ada di van-nya. Jae-seok tidak berani melihat Jin, ia  pura-pura tidak tahu. “Ada apa ini? Mengapa kalian ada di sini?” tanya  Jin. Ae-jung masih kesal, ia berkata hari ini adalah giliran mereka  memakai van. Jin menyuruh Ae-jung dan Ae-hwan keluar.  
Ae-jung  berkata ia juga mau keluar, ia mengajak Ae-hwan turun. Ae-hwan tidak  mau karena barang bawaan mereka banyak dan lagi ia habis minum minuman  beralkohol. Ia beralasan tempat tinggal mereka dan Jin berdekatan.  
Jae-seok  mencoba membujuk Jin. Jin melihat Ae-jung yang sedang membereskan  barang-barangnya. Ae-jung ingin naik taksi saja dan menyuruh kakaknya  turun. Jae-seok juga membujuknya. Jin melihat mawar Ae-jung yang ada di  dalam tas Ae-jung. Ia merasa bersalah kembali dan menyuruh Ae-jung  tinggal.  
Tapi  Ae-jung masih kesal, dia berkata dia akan pergi dan hendak turun dari  van. Jin mendorong Ae-jung masuk, “Kubilang tetap di situ!”  
Di  mobil, Jin mengeluh van-nya bau makanan dan kotor karena bungkus  makanan di mana-mana. Jin menyuruh Jae-seok mencuci van besok. Ae-jung  dan Ae-hwan melirik Jin. Jae-seok ingin mengantar Ae-jung dan Ae-hwan  dulu agar tidak perlu memutar balik. Tapi Jin tidak mau, ia biasa pulang  duluan. Ae-jung dan Ae-hwan kembali melirik Jin.  
Ae-hwan  mengajak Ae-jung pergi ke tempat Jenny. Mendengar nama Jenny, Jae-seok  terkejut. Ternyata ia penggemar berat Jenny dari grup KS. Ae-jung  mengajak Jae-seok pergi bersama ke tempat Jenny.  
Jae-seok  senang sekali, benarkah aku boleh ikut? Ae-jung berkata masakan Jenny  sangat lezat. Benar-benar enak, sahut Ae-hwan (haha…dia pasti nanti  nyesel ngajak Jae-seok). Jae-seok berkata ia lapar sekali karena belum  makan malam.  
“Berisik sekali! Semua orang diam!” seru Jin tiba-tiba.  
Ae-jung  dan Ae-hwan kembali melirik Jin. Jin menutup kedua matanya. Ae-hwan  berbisik pada Ae-jung bahwa Pil-joo ternyata berada satu daerah dengan  mereka. Jin memuka sebelah matanya. Ae-hwan bertanya perlukah mengajak  Pil-joo. Ae-jung berkata sekarang sudah terlalu malam, mereka sudah  berjanji akan makan bersama di tempat Jenny suatu saat nanti. Jin  membuka kedua matanya.  
Jae-seok  ikut nimbrung, bukankah Yoon Pil-joo adalah pria dari acara Couple  Making, dokter yang memiliki rumah sakit. Ae-hwan berkata hubungan  Pil-joo dan Ae-jung bertumbuh lebih cepat.  
“Ternyata pria itu boleh juga,” sahut Ae-hwan.  
Jae-seok berkata pria itu memang sempurna bahkan reputasinya juga bagus.  
“Dia  tampan, pintar, dan sangat sehat juga,” sahut Ae-hwan. Ae-jung berkata  Pil-joo juga pintar menggambar dan memainkan beberapa alat musik, tidak  ada yang tidak dapat dilakukannya. Jin sebal mendengar Pil-joo  dipuji-puji.  
Jae-seok berkata Pil-joo masih muda  tapi telah menjadi dokter dan bahkan menjadi direktur rumah sakit  sendiri. Benar-benar sempurna. Jin tersenyum sinis, yang sempurna adalah  dirinya.  
Ae-hwan  bertanya apa pendapat Ae-jung mengenai Pil-joo. Jae-seok juga  penasaran, apakah Ae-jung akan tertarik dengan pria seperti Pil-joo jika  bukan dalam acara TV. Maksudnya dalam kehidupan nyata.  
“Jika ini bukan acara TV….”  
“Bagaimana  menurutmu?” tanya Ae-hwan. Jin melirik Ae-jung. Ia juga ingin tahu  jawabannya. “Menurutku….Yoon Pil-joo sshi….oh, bukankah ini  rumahmu,Dokko Jin sshi?”  
Jin yang sudah  mencondongkan badannya untuk mendengar jawaban Ae-jung jadi kesal.  Mereka semua turun dari van. Jae-seok menyerahkan kunci van pada Jin.  Jae-seok, Ae-jung dan Ae-hwan akan berjalan bersama ke restoran Jenny.  Mereka semua pamit pada Jin.  
Jin sudah akan  berjalan masuk ketika mendengar Ae-hwan kembali bertanya pendapat  Ae-jung mengenai Pil-joo. Jin diam-diam beringsut mendekati mereka.  
“Menurutku  Yoon Pil-joo sshi….(guk guk guk-suara gonggongan anjing hingga  perkataan Ae-jung tak terdengar). Aku suka pria yang….”  
Mereka  berbalik dan melihat Jin di belakang mereka. Jin mengibaskan tangan  menyuruh mereka pergi. Tapi ia masih penasaran dengan jawaban Ae-jung.  Ae-jung, Ae-hwan dan Jae-seok tertawa-tawa melanjutkan perjalanan  mereka.  
“Sepertinya kau menyukainya..” kata Jae-seok.  
“Bagus sekali….” sambung Ae-hwan.  
“Aku juga tidak menyangka,” sahut Ae-jung.  
Jin  kesal sekali karena tidak bisa mendengar jawaban Ae-jung. “Mereka  bahkan tidak mengajakku,” gumamnya. Ia marah-marah pada anjing tetangga  yang terus menggonggong.  
Jin  masuk ke rumahnya. Ia mengeluarkan kelopak bunga mawar dari sapu  tangannya. Jin ingat saat Ae-jung menerima mawar dari Pil-joo. Jin  mengibaskan kelopak itu.”Mengapa aku haus memungut dan meyimpannya?  Kotor sekali…”  
Jin membuka sapu tangannya dan  melihat tanda merah berbentuk hati bekas kelopak mawar tadi. Ia  termenung memandang tanda hati tersebut. Ia berkata kelopak itu telah  keluar tapi mengapa bekasnya masih di sini. Ungkapannya untuk mengatakan  Ae-jung telah pergi tapi mengapa perasaannya pada Ae-jung masih  tinggal.  
Jenny  senang sekali bertemu dengan Jae-seok. Ia ingat Jae-seok adalah salah  satu fansnya yang pernah meminta Jenny menandatangani surat registrasi  pernikahan. Saat itu Jae-seok masih SMP. Jae-seok senang Jenny masih  ingat, ia masih menyimpan surat registrasi pernikahan itu dan ia ingin  menggunakannya. Artinya ia ingin menikahi Jenny.  
Tuh  kan, Ae-hwan jadi kesal. Ae-jung malah menyuruh Jenny dan Jae-seok  merealisasikan pernikahan itu. Jae-seok jadi ingin tahu apakah surat itu  masih berlaku (sudah 10 tahun yang lalu) dan ingin membawanya ke  catatan sipil. Ae-hwan memarahinya agar tidak bercanda.  
Jenny  bertepuk tangan. Jika keluarga mereka tahu pasti sudah dikira menikah.  Giliran Jenny ditegur Ae-hwan karena bersikap berlebihan dengan fansnya.  Jenny tak peduli. Ae-jung berkata bukankah lucu sekali jika sepuluh  tahun lalu Jenny menikah dengan fans yang masih SMP. Pasti akan menjadi  headline news.  
“Digosipkan seperti itu…..kehormatan bagiku..” kata Jae-seok tertawa.  
Jenny  senang karena sudah lama ia tidak merasakan perasaan ini lagi. Ia  mengumumkan akan menraktir mereka. Semua bertepuk tangan kecuali  Ae-hwan.  
Jae-seok  terharu bisa makan masakan Jenny. Jenny menyuruh Jae-seok sering-sering  datang, ia akan menraktirnya tiap hari. Ae-hwan tak tahan lagi dan  bertanya apakah Jae-seok tidak harus pergi karena hari sudah malam.  
Jae-seok  memakan pizzanya dengan lahap dan berkata tidak apa-apa karena Jin  tidak ada jadwal besok. Ae-hwan mengingatkan Jae-seok harus mencuci  mobil. Jae-seok menjawab mencuci di siang hari akan l ebih baik. Ae-hwan  kehabisan kata-kata. Ia senang sekali ketika melihat handphone Jae-seok  berbunyi. Dari Jin.  
Jae-seok melempar pizzanya  dengan kesal namun dengan ramah menjawab telepon. Jin menerka Jae-seok  masih di restoran Jenny. Ia menyuruh Jae-seok membawa air untuk ditaruh  dalam kulkasnya. Jin sengaja menghabiskan air terakhirnya agar ada  alasan untuk Jae-seok datang,  
Jae-seok bertanya  apa harus sekarang, bisakah besok pagi saja. Jin berkata ia haus  (padahal ia sedang minum air). Jae-seok berkata bukankah ada air yang  lain, kulkas Jin dipenuhi botol-botol air vitamin. Jin berkata lebih  baik Jae-seok membelinya sekarang karena Jae-seok sedang berada di dekat  rumahnya.   
Jae-seok tidak bisa beralasan lagi.  Ae-jung merasa kasihan pada Jae-seok yang belum makan. Jae-seok mengeluh  Jin sengaja meakukannya utuk membuatanya tak enak hati. Jenny  menyerahkan sepotong pizza pada Jae-seok dan menuruhnya makan dulu  sebelum pergi. Tapi Jae-seok tahu tabiat Jin. Dengan sedih dia menaruh  pizzanya dan bangkit berdiri.  
Ae-jung  tak tega dan menyuruh Ae-hwan menggantikan Jae-seok, bukankah tugasnya  hanya membeli air minum untuk kulkas Jin. Ae-hwan tidak mau meninggalkan  Jenny dengan Jae-seok. Akhirnya Ae-jung menawarkan diri untuk  menggantikan Jae-seok. Jae-seok senang sekali.  
Ae-jung  masuk ke rumah Jin. Ia memanggil Jin tapi tidak ada yang menjawab. Ia  mengira Jin sudah tidur. Jin rupanya sedang mandi. Ae-jung membuka  kulkas dan menaruh air minum di dalamnya. Di dalam kulkas ia melihat sup  tulang pemberian Pil-joo yang ia berikan pada Jin. Sekarang ia menyesal  telah memberikannya pada Jin, jadi ia mengambil satu bungkus sup itu  dan memasukkannya ke saku jaketnya.  
Terdengar  suara dari atas, Ae-jung hendak memanggil Jin. Tapi betapa terkejutnya  ia ketika melihat Jin hanya mengenakan handuk di pinggangnya dan sedang  melepaskan handuk itu. Ae-jung cepat-cepat memalingkan wajahnya. Ia  tidak berani memanggil Jin. Jadi ia bergegas hendak keluar diam-diam  dari rumah Jin.  
Tapi  sayang, ponselnya jatuh ke bawah rak wine. Ae-jung berusaha meraihnya  tapi ia mendengar Jin melangkah turun. Ae-jung cepat-cepat bersembunyi.   
Jin membuka kulkasnya dan melihat air minumnya  sudah terisi. Ia tak menyangka Jae-seok pergi secepat itu. Padahal ia  ingin bertanya banyak hal pada Jae-seok.  
Jin  kembali naik ke atas. Ae-jung keluar dari persembunyiannya dan bertanya  mengapa ia harus bersembunyi. Ia berusaha mengambil kembali ponselnya.  
Jin  duduk di kursi dan memasang monitor detak jantungnya. Ia berkata ia  tidak ingin melihat angka di atas seratus akibat Goo Ae-jung. Ia senang  melihat detak jantungnya 78. Ia berharap detak jantungnya tetap berada  pada kisaran normal, angka 60-90.  
Jin mulai bermeditasi.  
“Jantung  buatanku, kau tidak diijinkan berdetak dengan kencang. Kau tidak boleh,  tidak boleh, tentu tidak boleh…” (nadanya semakin lama semakin  meninggi).  
Tiba-tiba terdengar suara ringtone  ponsel Ae-jung. Jin sangat ketakutan, ia pikir ia mulai berhalusinasi.  Jantungnya berdetak semakin kencang hingga mencapai angka 121. Ia  mengendap-ngendap turun ke bawah. Ae-jung semakin berusaha menggapai  ponselnya. Berhasil. Ia segera mematikannya. Dan buru-buru kembali ke  tempat persembunyiannya.  
Jin  turun dan menyalakan lampu tapi tidak melihat siapa-siapa. Ia lalu  mengaktifkan sistem keamanan rumahnya. Setelah melihat sekeliling sekali  lagi, Jin kembali naik ke atas. Ia mematikan lampu dan berbaring di  tempat tidurnya.  
Ae-jung mempergunakan  kesempatan ini untuk berjalan ke pintu, tapi tak sengaja ia malah  menyalakan lampu (ada sensor geraknya). Ae-jung berseru tertahan. Jin  kaget, “siapa di sana?”  
Ae-jung berlari kembali  ke tempat persembunyiannya namun ia menabrak tembok hingga sup tulang  yang ia simpan di sakunya pecah dan supnya tumpah membasahi lantai.  Sementara itu lampu sudah kembali padam.  
Tapi  kali ini Jin yakin ada orang di rumahnya.Ia berusaha menakut-nakuti  dengan mengatakan ada 20 orang di dalam rumahnya saat ini dan ia  berpura-pura memnaggil Jae-seok.  
Ae-jung  berusaha membersihkan sup di lantai dengan mengambil kain di atas  kursi. Alangkah terkejutnya Ae-jung ketika menyadari kain yang digunakan  untuk melap sup adalah celana dalam Jin!  
Jin  menyalakan lampu. Ae-jung bangkit berdiri dan tak sengaja menyenggol  sesuatu di atas meja hingga jatuh. Ae-jung lari dengan panik. Jin  melihat Ae-jung hanya bagian belakangnya saja dan Ae-jung saat itu  mengenakan jaket panjang hingga Jin tak mengenalinya. Jin mengambil  tongkat golf. Sementara itu Ae-jung sudah tiba di pintu dan mencoba  membuka pintu tapi malah menyalakan alarm rumah Jin. “Ada apa ini? Apa  yang harus kulakukan?” serunya panik.  
Dalam  sebuah pusat kontrol sistem keamanan, Jin, yang mengenakan seragam  petugas keamanan, berkata, “kami tiba dalam watu 3 menit. KEEPS”  hehe…ternyata Jin menjadi bintang iklan sistem keamanan yang saat ini  digunakan di rumahnya.  
Benar  saja, petugas keamaanan langung menuju rumah Jin. Ae-jung semakin panik  mencoba membuka pintu rumah Jin. Jin berlari ke bawah dan siap  mengayunkan tongkat golfnya ketika ia melihat “penyusup” itu adalah  Ae-jung. Ia bertanya apa yang Ae-jung lakukan di rumahnya.  
Ae-jung tidak bisa menjawab. Jin melihat barang-barang yang dipegang Ae-jung dan melihat…..celana dalamnya. O-oww….  
Jin  menemui petugas keamanan di luar rumahnya. Ia berkata semua baik-baik  saja dan ia senang petugas itu cepat datang seperti yang diiklankan.  Petugas itu ingin memeriksa rumah Jin tapi Jin berkata semua baik-baik  saja.  
Sambil memegang celana dalam Jin yang  ternoda sup, Ae-jung berterima kasih karena Jin tidak menyerahkannya  pada petugas keamanan.  
Jin berkata ia tidak bisa  membiarkan headline news besok: Goo Ae-jung memasuki rumah Jin untuk  mencuri celana dalam namun tertangkap oleh petugas keamanan yang  diiklankan Jin.  
Ae-jung  berkata ia tidak mencuri celana dalam Jin, ia hanya menggunakannya  untuk mengelap tumpahan sup. Kalau begitu mengapa kau bersembunyi, tanya  Jin. Aku bersembunyi karena aku melihatmu tidak mengenakan pakaian. Aku  jadi keterusan bersembunyi.  
“Oooo, Jadi kau  bersembunyi untuk menikmati melihatku yang tidak berpakaian,” kata Jin.  Ia menuduh Ae-jung menggunakan ponselnya untuk mengambil foto Jin yang  tak berpakaian. Ae-jung membantahnya, memangnya dia seorang penguntit.  
Jin  merebut ponsel Ae-jung. Ae-jung protes karena Jin selalu mengecek  ponselnya. Jin mencari namanya namun tidak menemukannya. Matanya  membesar melihat kontak dengan nama “ pria sempurna Yoon Pil-joo”.  Akhirnya ia menemukan kontak bernama “bongkahan pembawa sial.” Jin  menelepon nama itu dan ponselnya berbunyi.  
Ae-jung  merebut ponselnya kembali dan berkata akan menghapus nomor Jin jadi Jin  jangan meneleponnya lagi. Ketika memerikasa ponselnya, Ae-jung melihat  missed call dari Pil-joo. Ia sangat senang. Jin mencibir.  
Ae-jung  tertawa melihat ponselnya. Jin jadi penasaran. Ia bertanya apa yang  membuat Ae-jung begitu senang. Ae-jung menunjukkan ponselnya pada Jin,  ternyata Pil-joo meneleponnya pada pukul 11.11. Dan katanya angka itu  membawa keberuntungan. Jin berkata pada pukul 11.11 Jin dikejutkan  dengan kedatangan Ae-jung hingga ia hampir terkena serangan jantung.  
Ae-jung  meminta maaf karena telah mengejutkan Jin. Benar, berkat kau detak  jantungku mencapai 120, Jin menunjukkan alat monitor jantungnya pada  Ae-jung.  
Ae-jung bertanya mengapa Jin harus  memakai alat seperti itu, apakah Jin sakit? Jin tidak mau mengatakan  yang sebenarnya. Ia berkata ia orang yang spesial hingga ia harus terus  mengendalikan tubuhnya.  
Ae-jung mengangguk  tersenyum. Ae-jung berkata sepertinya alat itu tidak terlalu efektif  karena Jin selalu kehilangan kendali. Mendengar itu Jin meledak  
“Itu  semua gara-gara kau! Aku ingin hidup dengan detak jantung normal 60-90,  tapi setiap kali kau terlibat, aku selalu hidup di luar zona aman.”  
Ae-jung menunduk.  
Jin memandang Ae-jung, “dan mengapa kau masih di sini?”  
Ae-jung  cepat-cepat berkata bahwa ia mengerti dan mulai sekarang ia akan  jauh-jauh dari Jin dan berharap Jin selalu sehat dengan detak jantung di  antara 60-90. Ia minta maaf telah melibatkan Jin dalam kesulitan.  
Ae-jung  berjalan kelauar dan ponselnya kembali berbunyi. Jin kembali kesal, ia  tidak tahan mendengar suara ringtone itu. Ae-jung mengangkat teleponnya,  ternyata dari Pil-joo. Ia memberi isyarat pada Jin bahwa ia akan pergi.   
Pil-joo berkata bolpennya sepertinya terbawa  Ae-hwan padahal bolpen itu pemberian yang penting baginya. Ae-jung  berkata ia akan mengurusnya. Sementara itu Jin berusaha menguping  pembicaraan Ae-jung dan Pil-joo.  
Ae-jung  berkata ia akan mengantar bolpen itu ke rumah sakit Pil-joo kaena  kebetulan dekat dengan rumahnya. Ia juga kebetulan ingin membeli tonik  di rumah sakit Pil-joo. Ae-jung berkata ia tidak sedang mengantuk.  Sepertinya Pil-joo tidak bisa tidur hingga Ae-jung mengusulkan agar  Pil-joo berjalan-jalan.  
Ae-jung sudah tiba di  pintu rumah Jin. Jin berdiri di ujung lorong dan berteriak: “Tinggalkan  celana dalamku (panty), baru pergi!!”  
Ae-jung menoleh bingung. Pil-joo juga heran mendengar suara pria berteriak panty.  
“Bukankah itu celana dalamku yang sedang kaupegang? Taruh dan kau boleh pergi!” seru Jin.  
Ae-jung  merasa malu, ia berkata pada Pil-joo bahwa kakak dan keponakannya  sedang berebut. Ae-jung melempar celana dalam Jin ke kaki Jin.  
Jin mengepit panty itu dengan jari kakinya dan melemparkannya pada Ae-jung.  
“Bersihkan  dulu celana dalamku, baru kau boleh pergi!! Panty-ku yang sudah ternoda  sup!!” Tiap ngomong “panty”, Jin mengeraskan suaranya.  
Ae-jung  tertawa dan berbicara pada Pil-joo bahwa saat ini kakaknya sedang  sangat mabuk dan tidak dalam keadaan baik. Pil-joo mengernyitkan dahi  tapi tidak berkata apa-apa.  
Jin menyalakan kembali sistem keamanan rumahnya dan berteriak “PAN-TY!!!”  
Ae-jung  menatap Jin tak percaya dan mendesah kesal. Ia akhirnya mencuci celana  dalam Jin sambil terus mengomel. Ia menyesal telah sukarela menawarkan  diri ke rumah Jin. Sementara itu Jin sendiri tak mengerti mengapa ia tak  membiarkan Ae-jung pergi.  
Kata-kata Moon tentang jatuh cinta kembali terngiang di pikirannya. Ae-jung menghampiri Jin dan meminta Jin membuka pintu.  
“Goo  Ae-jung, aku adalah Dokko Jin. Aku adalah orang yang spesial karena itu  orang seperti kau tidak bisa masuk dan keluar seenaknya.” Maksud Jin  sebenarnya adalah keluar masuk hatinya.  
Ae-jung berkata ia mengerti, ia tidak akan masuk rumah Jin lagi karena itu Jin harus membiarkannya keluar.  
Jin berkata ia tidak bisa lagi melepaskan Ae-jung. Aww…(sayang Ae-jung ngga ngerti)  
Ae-jung berkata ia tahu telah melakukan kesalahan jadi ia minta kode keamanan rumah Jin.  
Jin berdiri dan menatap Ae-jung dengan sikap mengancam.  
“Kau  ingin aku memberitahumu kode yang melindungiku?” Jin menganggap  rumahnya seperti drum yang harus tertutup rapat, dan tidak ada celah  sedikitpun. Aman untuk ditinggali. Ia berkata ia tidak akan memberikan  kodenya. Jin berbalik membelakangi Ae-jung.  
Nit-nit-nit-nit…sistem telah dibuka.  
Jin  menoleh tak percaya. Dengan enteng Ae-jung berkata ia memencet  tombol-tombol dan sistem itu terbuka dengan sendirinya. Jin masih  terkejut Ae-jung langsung bisa membuka kode rumahnya. Ae-jung berkata ia  ingat Jin berkata range 60-90 adalah zona aman Jin, jadi ia memencet  tombol itu, 6090.  
Bwahaha…untung ngga kaya Joo-won yang mencoba buka kode pintu rumah dengan ukuran tubuh Ra-im^^  
Jin tertegun menatap Ae-jung, “si-a-pa kau?”  
Ae-jung  berkata walau ia tahu kodenya, ia tidak akan keluar masuk seenaknya.  Jika Jin merasa terganggu maka sebaiknya Jin mengubah kodenya. Maka  Ae-jung pun pergi dengan tenang.  
Jin masih terpaku di tempatnya, “Goo Ae-jung telah melucuti senjataku…”  
Acara  Couple Making langsung menjadi hits. Rumah sakit Pil-joo menjadi penuh  bahkan seorang perawat meminta tanda tangan Pil-joo untuk temannya  karena Pil-joo seorang selebritis. Para pasien berusaha untuk memotret  Pil-joo. Perawat itu juga minta Pil-joo mengenalkannya dengan seorang  penyanyi untuk menyanyi di acara pernikahan perawat tersebut.  
Ayah  Ae-jung ingin melihat Pil-joo dan rumah sakitnya. Ia dan Hyung-gyu  berjalan-jalan ke sana. (pfffttt… Old Joo-won and young Joo-won^^).  Ayah Ae-jung berpikir mungkin saja Ae-jung nantinya menikah dengan pria  yang memilihnya (Pil-joo) dan kualitas seorang pria tidak bisa terlihat  dari TV. Jadi ia hendak langsung menyelidiki Pil-joo.  
Ibu  Pil-joo juga sedang berjalan ke rumah sakit Pil-joo bersama  teman-temanya. Ia berkata acara itu menjadi hits karena Pil-joo, bahkan  Pil-joo paling dicari di internet saat ini.  
Ayah  Ae-jung menghampiri ibu Pil-joo. Ibu Pil-joo merasa ayah Ae-jung orang  yang aneh karena memakai jaket Hyun Bin (Kim Joo-won dalam Secret  Garden). Ayah Ae-jung berkata anaknya juga ikut acara Couple Making dan  pernah datang ke rumah sakit ni.  
Ibu Pil-joo  mengira yang dimaksud ayah Ae-jung adalah Se-ri. Ia berkata para perawat  mengatakan ia (Se-ri) lebih cantik aslinya daripada di TV. Ayah Ae-jung  senang sekali (dikiranya Ae-jung yang dipuji ibu Pil-joo), ia  mengatakan Pil-joo juga luar biasa. Ibu Pil-joo mneengundang ayah  Ae-jung minum teh di dalam. Ayah Ae-jung menolak dengan sopan dan  berkata kapan-kapan ia akan mampir.  
Ibu  Pil-joo berkata pada teman-temannya bahwa itu pasti ayah Kang Se-ri.  Temannya bertanya mengapa Pil-joo tidak memilih Kim Hee-jin? Ibu Pil-joo  juga tidak suka Pil-joo memilih Ae-jung. Ia berkata pasti produser TV  yang menyuruh Pil-joo memilih Ae-jung. “Apa kau pikir Pil-joo memiliki  selera yang rendah? Jangan bilang ia memilih wanita itu karena  menyukainya.”Oh, andai ia tahu….  
Jin mendapat  telepon dari stasiun MBS. Jin berkata ia tidak menerima telepon pribadi,  jika ingin bicara dengannya harus melalui kantor managemennya. Orang  itu berkata ia disuruh menelepon Jin langsung. Jin tanya siapa yang  menyuruhnya, direktur (Moon) atau asistennya (Jae-sok)? “Memangnya kau  siapa?” tanya Jin.  
Orang itu berkata ia adalah  penulis termuda acara Couple Making. Jin yang awalnya bersikap  merendahkan langsung tertarik. Orang itu berkata dari 85 orang yang  memvoting Goo Ae-jung lewat internet, Jin menjadi pemenangnya. Ternyata  setelah Jae-seok memvoting Harumi. Jin diam-diam memvoting untuk  Ae-ejung^^  
“Apakah kau bernama Dokko Jin, namamu  sama dengan aktor terkenal bahkan suaramu juga mirip,” kata orang itu.  Jin langsung merubah suaranya. “Benar, keluargaku juga sering  mengatakannya. Terima kasih hahaha,” kata Jin sambil memencet hidungnya.   
Ia akan mendapat hadiah dengan tanda tangan  Ae-jung dan akan dikirim ke alamatnya. Jin berterima kasih dan langsung  menutup telepon. Ia memukuli tangannya yang dianggapnya membuat masalah.  Lalu Jin ingat, alamat yang dimasukkannya adalah alamat kantor  managemennya. Jadi hadiah itu dikirim ke kantornya dan siapa saja bisa  mambukanya hingga tahu ia memvoting Ae-jung.  
Ia  bergegas ke kantornya. Sementara itu Ae-jung juga mendapat banyak  surat. Tapi hampir semuanya dari fans Kim Hee Jin yang marah pada  Ae-jung. Mereka melihat kiriman untuk Jin banyak sekali.  
Ae-hwan  melihat sebuah paket dari acara Couple Making. Namun ditujukan pada  Jin. Ae-hwan pikir mungkin saja paket itu untuk Ae-jung. Jin tiba tepat  pada waktunya.  
“STOP!!!”  
Ae-jung  yang hendak membuka paket itu terkejut. Ae-hwan bertanya mengapa Couple  Making mengirim paket pada Jin, apa isinya. Jin merebut paket itu dari  Ae-jung, mengapa kau menyentuh barang orang lain. Ae-jung berkata ia  kira paket itu untuknya. Ia bertannya mengapa Ae-jung ada di situ  bukankah Ae-jung berkata akan jauh-jauh darinya. Ae-jung mengingatkan ia  juga bagian dari managemen yang sama dengan Jin jadi ia datang untuk  kerja.  
Jin  menemui Moon dan bertanya apakah Ae-jung harus terus di sana, apakah  mereka tidak bisa memutus kontraknya. Moon berkata Jin-lah yang  membuatnya mnegontrak Ae-jung. Ia bertanya apa Jin merasa terganggu  dengan Ae-jung. Jin hanya tidak ingin melihatnya setiap kali ia datang  ke kantor. Moon menyuruh Jin membiarkan Ae-jung, bukankah mereka tidak  selevel.  
Moon menyodorkan skrip baru pada Jin.  Ia berkata skrip itu dibuat berdasarkan manhwa. Skripnya cukup bagus.  Jin berkata imagenya tidak cocok dengan peran seperti itu. Monn  berpendapat Jin terlalu banyak berperan serius akhir-akhir, yang  terakhir pada film “Fighter”. Dokko Jin juga harus punya image romantis.  Ia minta Jin mencobanya. Para fans dan sponsor juga akan meyukainya.  Jin melihat judul drama itu” Gadis Tik-tok.”  
Ae-jung  pergi ke rumah sakit Pil-joo untuk mengembalikan bolpen. Ia melihat  bolpen itu digrafir dengan tulisan “untuk anakku”. Mungkin pemberian  dari ayah Pil-joo.  
Ae-jung melihat seorang  pasien yang baru keluar dari kamar periksa. Ae-jung mengenali pasien  itu. Mi Na, mantan anggota Kukbeo Sonyeo juga.  
Mi  Na datang ke sana bersama bayinya dan pengasuh bayinya. Ia tidak  melihat Ae-jung. Ae-jung senang sekali melihat Mi Na. Ia mengikuti Mi Na  yang sedang berjalan ke lift. Tapi saat ia hendak memanggil Mi Na, ia  melihat Mina yang terlihat bahagia dan sangat menyayangi bayinya.  Ae-jung teringat sesuatu.  
Kilas balik:  
Ae-jung  memanggil dan menarik Mi Na yang hendak melompat dari atas gedung. Mi  Na meronta-ronta dan melepaskan dirinya dari Ae-jung. “Eonni, aku ingin  menghentikan semuanya. Aku ingin melupakan semuanya. Kumohon….tolong  aku..” Mi Na menangis.  
Ae-jung  tersenyum melihat Mi Na. Pil-joo diberitahu oleh perawat bahwa Ae-jung  datang mencarinya. Tapi Ae-jung tidak ada di ruang tunggu. Pil-joo  berkata ia akan mencarinya. Ia juga mengatakan pada perawat itu ia akan  meminta Ae-jung menyanyi pada pernikahan si perawat. Perawat itu  tersenyum pahit.  
Pil-joo  berseru memanggil Ae-jung. Mi Na mendengarnya dan berbalik. Ae-jung  yang tidak ingin bertemu Mi Na saat ini terkejut dan buru-buru  bersembunyi di balik Pil-joo. Ia minta Pil-joo menutupinya. Pil-joo  berbalik menghadap Mi Na dan berkata tidak ada apa-apa, ia mempersilakan  Mi Na pergi. Mi Na terlihat curiga tapi ia masuk ke dalam lift. Ae-jung  tidak ingin mengganggu kehidupan Mi Na yang saat ini sudah terlihat  bahagia dan damai. Ae-jung berterima kasih pada Pil-joo yang telah  menolongnya.  
Dua  perawat, termasuk perawat yang akan menikah menghampiri tempat minuman.  Mereka tidak bisa melihat Pil-joo dan Ae-jung yang erdiri di balik  tembok. Perawat yang akan menikah itu mengeluh Pil-joo telah membuatnya  kesal. Ia berkata Pil-joo itu keras kepala dan sangat kaku. Ae-jung  tersenyum kecil. Pil-joo hendak menghampiri para perawatnya namun  Ae-jung menahannya. Wajar saja jika para pegawai mengata-ngatai bos  mereka di belakang. Ia berkata jika Pil-joo tidak mau mendengar  sebaiknya tutup telinga saja.  
Pil-joo  jadi salah tingkah. Perawat itu lalu berkata Pil-joo tidak bisa  dimengerti. “Bagaimana bisa ia meminta Goo Ae-jung menyanyi di pesta  pernikahanku?” Perawat yang lain menenangkan, Pil-joo tidak mengetahui  hal-hal seperti itu. Perawat yang akan menikah itu mulai  menjelek-jelekkan Ae-jung, ia berkata jika calon suaminya tahu Ae-jung  akan menyanyi pada pernikahan mereka pasti ia akan marah. Ae-jung  tersenyum kecut, sebenarnya ia sedih.  
Pil-joo  melihat Ae-jung lalu mengatupkan tangannya pada telinga Ae-jung. Ia  menutupi telinga Ae-jung agar tidak mendengar perkataan perawat itu yang  terus menjelekkan Ae-jung. Perawat yang lain mengusulkan agar perawat  yang akan menikah itu menolak tawaran Pil-joo dengan halus. Lalu mereka  pergi.  
Ae-jung  tak enak pada Pil-joo karena sekarang orang-orang mengatai Pil-joo  orang yang tidak peka karena telah memilih dirinya. Ae-jung  mengembalikan bolpen Pil-joo. Melihat tatapan Pil-joo yang khawatir,  Ae-jung meyakinkan dirinya baik-baik saja,ia sudah terbiasa mendengarnya  dan lagi ia tidak cocok menyanyikan lagu pernikahan. Ia khawatir jika  menyanyi akan merusak suasana dan membuat pengantin wanita menangis. Ia  tidak ingin menambah jumlah anti fansnya. Pil-jooo terus menatap Ae-jung  yang terus berbicara.  
Ae-jung menyelipkan  bolpen Pil-joo di saju jas dokter Pil-joo. Pil-joo memegang tangan  Ae-jung. Ae-jung terkejut. Dengan lembut Pil-joo menekan saraf di  pergelangan tangan Ae-jung untuk menenangkan sarafnya. Saat saraf itu  ditekan, Ae-jung tidak boleh berbicara sepatah katapun.  
“Saat  kau tertekan, daripada memaksa dirimu untuk tersenyum, sebaiknya kau  menekan bagian ini dan kau akan merasa jauh lebih baik. Bagiku Goo  Ae-jung orang yang ceria dan menyenangkan. Aku tidak memikirkan pendapat  orang lain mengenai dirimu sebagai selebritis. Aku minta maaf karena  telah membuatmu sedih dan terluka.”  
Ae-jung tersentuh dengan kata-kata Pil-joo. Pil-joo terus memegangi tangannya.  
Ae-jung  menemui Jenny. Ia berkata sebentar lagi harusnya mereka merayakan 10  tahun debut grup mereka. Jenny berkata Se-ri pasti sudah mempersiapkan  acara. Ae-jung berandai-andai jika mereka bekerja seperti orang biasa.  Setelah 10 tahun bekerja di balik meja, mereka akan berdebat mengenai  pekerjaan dan membicarakan percintaan di kantor, dan orang-orang tidak  akan terus mengungkit masa lalu mereka.  
Jenny  berkata begitulah yang terjadi pada selebritis, itulah sebabnya ia  memutuskan pensun dini. Ia mengusulkan pada 10 tahun debut mereka, ia  dan Ae-jung berkumpul dan melakukan hal yang menyenangkan bersama. Tapi  sayang Ae-jung sudah ada acara pada hari itu. Ia sudah dibooking untuk  mengadakan pertunjukkan di luar Seoul.  
Jin,  Se-ri dan perwakilan managemen mereka masing-masing bertemu untuk  membicarakan iklan yang akan dibintangi mereka berdua sebagai pasangan.  Kontrak itu berlaku selama dua tahun , jadi selama 2 tahun mereka tidak  boleh putus atau terlibat skandal dengan orang lain. Kontrak itu  bernilai 1 miliar won.  
Se-ri berkata orang yang  terlibat skandal akan menanggung akibatnya sendirian. Ia memastikan ia  akan sangat sibuk hingga tidak ada waktu untuk terlibat skandal.  Bagaimana denganmu, tanyanya pada Jin. Jin berkata setelah mereka  menyatakan diri sebagai pasangan, semuanya jadi lebih mudah. Ia  meyakinkan ia tidak akan melanggar aturan, karena ia ingin meneruskan  hidup tenang.  
Se-ri  mengusulkan penandatanganan kontrak iklan tersebut dilaksanakan pada  hari perayaan ulang tahun ke-10 debut Se-ri. Ia akan mengadakan jumpa  fans pada hari itu. Ia mengusulkan Jin datang dan mengumumkan secara  terbuka mereka pasangan yag saling memperhatikan. Juga akan membantu  image Jin. Jin kesal tapi tidak berkata apa-apa.  
Dalam  perjalanan pulang Moon berkata Jin harus datang pada acara ulang tahun  debut Se-ri karena ia sudah berjanji. Jin jadi ingat, Ae-jung juga debut  bersama Se-ri, jadi Ae-jung pun seharusnya merayakan ulang tahun debut  ke-10nya pada hari itu. Moon berkata Ae-jung den Se-ri debut pada hari  yang sama tapi sepuluh tahun kemudian karier mereka bagai bumi dan  langit. Jin berusaha mengenyahkan pikirannya dari Ae-jung.  
Tapi  ia tak bisa. Pada hari ulang tahun debut Ae-jung, Jin pergi ke rumah  Ae-jung. Ia mengernyitkan kening melhat rumah Ae-jung yang tidak terawat  dan berantakan. Jin menelepon Ae-jung.  
Ae-jung  sedang dalam perjalanan bersama Ae-hwan ke tempat pertunjukkannya.  Ae-jung melihat ponselnya, “6090” yang menelepon. Ae-hwan bertanya  mengapa Ae-jung tidak mengangkatnya. Ae-jung berkata Jin yang  meneleponnya dan ia yakin Jin hanya ingin membuatnya susah. Ae-hwan  menyuruh Ae-jung mengangkat telepon itu, karena ia khawatir Jin malah  akan menggunakan kesempatan itu untuk menyusahkan Ae-jung.  
Ae-jung  tidak mau . Bagaimana jika Jin bertanya mereka ada di mana dan  menemukan mereka akan melakukan kegiatan lain di luar jadwal managemen.  Maka itu akan dipergunakan Jin untuk mendepaknya dari kontrak.  
Jin  kesal karena lagi-lagi Ae-jung tidak mengangkat teleponnya. Jin masuk  dan melihat Hyung-gyu sedang duduk sendiri membuat kapal-kapalan kertas.   
Hyung-gyu memberi salam dengan sopan. Jin bertanya apakah Ae-jung ada di dalam. Hyung-gyu berkata bibinya tidak ada di rumah.  
“Hei Ding-dong, sudah berapa lama kau tinggal di rumah ini?”  
“Aku tinggal di sini seumur hidupku.”  
“Berapa usiamu?’  
“Tujuh tahun.”  
“Rumah ini dikontrak bulanan atau tahunan? Rumah ini tidak cukup baik untuk disewa tahunan. Jika bulanan, berapa sewanya?”  
Ding-dong bingung. Jin menggelengkan kepala, merasa bodoh telah bertanya hal seperti itu pada anak tujuh tahun.  
“Ahjusshi, apa kau akan menikahi bibiku?”  
Jin terkejut, apa?  
“Kakekku bilang, jika kau akan menikahi seseorang, kau akan terus bertanya mengenai orang itu.”  
“Ding-dong!!” seru Jin dengan keras hingga Hyung-gyu melompat ke belakang. “Omong kosong apa itu? Aku ini Dokko Jin!”  
Jin  meninggalkan rumah Ae-jung dengan kesal, “Aku seharusnya tidak  menginjakkan kaki di wilayah Goo Ae-jung”. Hyung-gyu melempar  kapal-kapalan kertas pada Jin. Jin memarahinya.  
“Jika  kau tidak belajar sungguh-sungguh dan hanya menerbangkan kapal-kapalan  kertas maka kau akan hidup dalam rumah seperti itu selamanya, mengerti?”   
Ding-dong menunduk memandangi kapal-kapalan kertas di tangannya. Kasian, dia pasti kesepian.  
“Jawab aku, Ding-dong!”  
“Iya,” jawab Ding-dong pelan.  
Jin  berjalan ke mobilnya dan melihat wajah Ae-jung di kapal-kapalan kertas  yang dilempar Hyung-gyu. Kapal-kapalan itu dibuat dari kertas brosur  pertunjukkan Ae-jung di tempat lain. Lokasinya di sebuah night club di  luar kota.  
Sementara  itu Se-ri mempersiapkan acara perayaan ulang tahun debutnya dengan  meriah. Ia sedang didandani sambil membaca ucapan selamat dari para  fansnya. Se-ri tersenyum senang.  
Kontras dengan  itu, jika belum cukup kontras, Ae-jung duduk di ruang ganti sempit  sederhana sambil makan kimbab. Se-ri didandani dan dilayani oleh  beberapa orang sementara Ae-jung duduk sendiri. Ae-hwan memberikan surat  yang ditujuan pada Ae-jung. Ia pikir itu adalah ucapan selamat ulang  tahun ke-10 debut Ae-jung dari seorang fansnya.  
Ae-jung  tidak berpikir masih ada fans yang setia padanya hingga memberinya  ucapan selamat. Ae-hwan meminta maaf karena menjadwalkan Ae-jung untuk  menyanyi di tempat seperti itu pada hari yang spesial bagi Ae-jung.  Ae-jung berkata apa yang salah dengan tempat ini, penyanyi sejati tidak  peduli dengan ukuran panggungya.  
Ae-hwan tersenyum lega dan kembali bersemangat. Ia ingin menyediakan spotlight, semburan asap untuk Ae-jung.  
Ae-jung  menyemangati dirinya sendiri dan membuka surat itu. Di amplop surat ada  gambar daun semanggi berhelai empat. Jenny dan Se-ri juga mendapat  surat yang bergambar sama.  
Mereka membukanya.  Isinya CD Album pertama mereka yang menjadi hits dan juga gambar daun  semanggi berhelai empat yang telah dilaminating. Pada ketiga amplop  tersebut tidak ditulis nama pengirimnya.  
Kilas baik:  
Kukbeo Sonyeo akan debut di atas panggung. Manager Jang menyemangati mereka di belakang panggung. Jenny, Ae-jung, Mi Na , dan Se-ri sangat gugup. Mi Na mengeluarkan daun semanggi berhelai empat yang ditemukannya. (4 helai menunjukkan keberuntungan, umumnya berhelai 3). Hal itu memberi semangat pada mereka berempat untuk tampil.  
Ae-jung  tersenyum mengingat itu, ia berpikir apakah Mi Na yang mengirimnya.  Jenny terharu melihat gambar itu. Se-ri mengibaskan kepalanya,  menguatkan dirinya bahwa ia sekarang Kang Se-ri, bukan Kukbeo Sonyeo.  
Ae-jung meneruskan makan kimbabnya. Ia tersedak. Hingga terus batuk-batuk.  
Jin  datang ke tempat pertunjukkan Ae-jung. Ia melihat poster Ae-jung. Ia  tahu dengan bukti itu ia bisa membebaskan Ae-jung dari kontrak dengan  demikian Ae-jugn tidak masuk dalam managemennya lagi. Tapi ia tidak  yakin dengan melakukan itu, dengan Ae-jung tidak berada dalam  kehidupannya lagi, apakah semua akan kembali seperti sebelumnya (sebelum  ia mengenal Ae-jung)?  
Ae-jung  tidak berhenti batuk. Ia jadi merasa sedikit mual. Ia mencoba menekan  titik yang ditunjukkan Pil-joo untuk menghentikan cegukan. Namun ia  malah makin batuk. Ae-hwan menawarkan diri untuk menekannya. Ae-jung  tidak mau, jika terlalu kuat ia bisa mati.  
Ae-hwan  berkata mereka harus menyelesaikan pertunjukan mereka. Ia mengusulkan  Ae-jung beristirahat dulu di mobil karena giliran tampilnya masih lama.  Ia akan memangil Ae-jung jika sudah gilirannya tampil.  
Ae-jung  setuju. Ia membawa paket tadi bersamanya. Di ruang night club,  seseorang menyapanya. Ae-jung tertawa, “Dokko Jin ?” Bukan Dookko Jin  beneran, tapi Dokko Jin palsu (cameo, pemeran Eun-so dalam Pasta).  
Ia  berusaha meniru gaya bicara dan sikap Jin. Ae-jung berkata, dengan  memiliki cukuran kumis yang sama tidak berarti ia bisa meniru Dokko Jin.  Jin lebih tinggi dan lebih fit daripada Jin palsu. Juga mata Jin palsu  sangat kecil. Jin palsu bertanya apakah Jin asli benar-benar tampan.  Ae-jung mengiyakan^^  
“Gaya bicara Jin asli juga bukan: Hallo apa kabar, saya Dokko Jin.., melainkan : aku ini Dokko Jin!”  
Jin palsu membantah, untuk menjadi Jin asli harus lebih lembut dan lebih baik. Ae-jung tersenyum geli.  
Jin  palsu memberi contoh: “Goo Ae-jung sshi, hari ini kau cantik sekali.”  Ae-jung tertawa, ia mengusap rambut Jin palsu dan berkata jika Jin bisa  sebaik dan selembut kau pasti banyak yang menyukaimu. Ae-jung menyuruh  Jin palsu membuka mata lebih lebar. Jin palsu mengiyakan dengan gembira.   
Setelah Ae-jung keluar, Jin asli muncul dan  menepuk pundak Jin palsu. Jin menutupi janggutnya agar tidak terlihat  orang lain. Jin palsu sangat terkejut ketika mengetahui itu Dokko Jin  asli. Jin berkata pada Jin palsu bahwa mereka tidak sama dan Jin palsu  harus mengubah menampilannya. Jin palsu terbengong-bengong.  
Ae-jung  duduk di mobil lalu tertidur. Jin menghampiri mobil Ae-jung. Ia melihat  sekelilingnya, memastikan tidak ada yang mengenalinya.  
Ia  lalu membungkuk dan menempelkan tangannya di jendela mobil. Ia  menempelkan tangannya seakan-akan ia sedang membelai pipi Ae-jung.  Ae-jung menggerakkan kepalanya seakan merasa nyaman dalam kehangatan  tangan Jin. Tatapan Jin melembut melihat Ae-jung. Tatapan jatuh cinta.  
FUN FACTS:  
1.  Gong Hyo-jin punya julukan lho. Ia dijuluki Olive (Popeye the Sailor  Man), kalau dilihat, perawakannya memang mirip Olive ya^^
2. Saat Jin tidak memberikan kode rumahnya pada Ae-jung, kata-katanya mirip dengan yang karakternya katakan di Athena.
3.  Mungkinkah Cha Seung-won memilih drama rom-com Best Love setelah  mengadakan percakapan dengan managernya seperti Jin berbicara dengan  Moon. Cha Seung-won terakhir kali berperan dalam Athena yang bergenre  action. Selain Best Love, ia juga pernah berperan dalam drama City Hall  bersama Kim Seon-ah (My Name is Kim  Sam-soon).
4.  Adegan Pil-joo mengatupkan kedua tangannya pada telinga Ae-jung,  sepertinya parodi dari salah satu adegan terkenal alam acara “X-Man”  (sebuah variety show di Korea). Pada salah satu episode acara tersebut,  Kim Jong-gook menutupi telinga Yoon Eun-hye sebelum mengucapkan  jawabannya dan memmbuat Yoon Eun-hye terharu. Mereka pernah digosipkan  berpacaran dan memang memiliki hubungan yang akrab. Bagi yang penasaran  ingin melihat videonya klik di sini.
Juga ada artikel menarik mengenai hubungan Kim Jong-gook dengan Yoon Eun-hye: klik di sini
Fun Facts Credit to: Blue (Electric Ground)
    
		






