Hallo , di simpleaja.com kamu bisa mengirimkan FF ataupun artikel lho, nah kali ini ada kiriman Fan Fiction dari flo Viorent. Silahkan dibaca dan jangan lupa komentar nya ya!
Kalau kamu juga ingin karya kamu ada disini silahkan kirim tinggal klik aja ini == Gabung Jadi Penulis!

 GOOD GIRL
 Author : flo viorent
 Title : good girl
 Main cast : shin young in, shin ga in, key, appa
 Genre : family

 “terima kasih,”seorang gadis muda membungkuk ramah pada pembeli yang baru meninggalkan kasirnya, berkali-kali pula ia melihat jam yang melingkar ditangan kirinya dengan wajah cemas. “yyaaa, kenapa kau?”Tanya temannya, “aku harus menjemput adikku,”jawabnya cepat, “oh, adikmu sudah sembuh? Kau bilang dia kena kanker, cepat sekali sembuhnya.”tambah temannya, “sebenarnya adikku belum sembuh total, dokter bilang dia boleh pulang tapi harus tetap check up seminggu sekali.”jelasnya, temannya hanya ber”o” panjang. “kau bisa menggantikanku hari ini? Aku benar-benar harus pergi, ya?”pintanya, “ne, baiklah. Biar aku saja yang bilang ke menejer. Kau pulang saja.”putus temannya, gadis itu memeluk temannya riang, “kau memang temanku yang sangaaattt baik, terima kasih ya.”lalu ia bergegas mengganti baju seragamnya dan pergi.
 Sambil terus melihat jamnya ia terus berlari menuju halte terdekat, tapi matanya tertuju pada seorang anak kecil yang tengah berada di jalanan dan dalam waktu bersamaan ada sebuah mobil sport yang melaju kencang. Tiba-tiba wajah adiknya terbayang, dan dengan cepat ia berlari kearah anak kecil tersebut lalu merentangkan tangannya membelakangi anak kecil itu, “jika ini hari terakhirku aku ikhlas,”perlahan ia memejamkan matanya. CKIIIITTTT. Mobil berhenti, dan hanya beberapa inci dengan gadis itu.

 “yyaaa!! Kau mau mati ya??!!”teriak orang dalam mobil itu, karena teriakan itu si gadis jadi sedikit terkejut. “ahh…aku masih hidup!!”teriaknya dalam hati, “yyaa!! Kau masih disitu?!!”teriak orang itu lagi, gadis itu segera tersadar lalu menarik anak kecil yang diselamatkannya kepinggir jalan. “mianhae..”ucapnya sambil membungkuk, mobil itupun langsung melesat pergi. Gadis itu menghela nafas panjang, lalu ia mengalihkan perhatiannya kearah anak kecil itu yang masih bingung dengan apa yang terjadi. “adik, kau tidak apa-apa? Dimana ibumu?”tanyanya, “eomma…”ucap anak kecil itu, “ne? kau bersama ibumu? Dimana ibumu?”Tanyanya lagi, “eomma…”kali ini anak kecil itu menunjuk keseberang jalan, gadis itu mengerti lalu ia membawa anak kecil itu menyeberang menemui ibunya. “eomma!!!”teriak anak kecil itu sambil berlari, seorang wanita paruh baya yang sedang mengatur buah yang akan di jualnya itu menoleh. “anakku?”ujarnya tak percaya dan langsung menghampiri anaknya, “kenapa kau bisa kesini? Kau sendirian?”tanyanya cemas, anak kecil itu melihat kearah si gadis. “maaf, tadi anak ibu hampir ditabrak mobil saat menyeberang kesini, jadi saya membantunya menyeberang.”jelas gadis itu, ibunya tampak cemas campur senang karena anaknya tidak apa-apa. “terima kasih nona, terima kasih.”ibu itu berkali-kali membungkuk berterima kasih, gadis itu hanya tersenyum dan pamit.

 “miane eonni terlambat,”sesalnya sambil berlutut, lalu merapikan rambut adiknya yang sedikit kusut, “gwenchana eonni, aku juga tadi baru berpamitan dengan para suster.”ujar adiknya, gadis itu menatap wajah adiknya yang tampak makin tirus. Lalu dia memeluk adiknya erat sekali, “eonni janji akan berusaha keras hingga kau sembuh, maaf eonni tidak bisa menjagamu dengan baik, miane.”ujarnya sambil menangis, “eonni, apa yang kau bicarakan? Kau membuatku sedih.”balas adiknya, “maafkan eonni, eonni hanya merasa bersalah. Harusnya eonni bisa menjagamu dengan baik, sebelum meninggal eomma meminta eonni untuk menjagamu, tapi..”segera adiknya memotong, “ini bukan salah eonni, aku akan sangat marah jika eonni berpikir seperti itu lagi. Araseo?”gadis itu mengangguk, “kajja, aku ingin sekali keluar dari tempat ini. Aku ingin jalan-jalan bersama eonni, dan melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti dulu.”ujar adiknya mengenang, gadis itu tersenyum dan mengangguk.

 Gadis itu, shin young in, akhirnya meminta cuti sehari untuk menemani adiknya, shin ga in, jalan-jalan. dan terakhir mereka berziarah ke kuburan ibu mereka. “eonni, bagaimana jika appa masih hidup?”Tanya shin ga in tiba-tiba, shin young in terdiam. Benar juga, sejak kecil mereka sama sekali tidak mengenal dan mengetahui ayah mereka entah masih hidup ataukah sudah meninggal. Ibunya pun tidak pernah cerita, saat ditanyakan ibunya hanya mengatakan kalau ayahnya sudah pergi jauh tapi sama sekali tak menjelaskan apa-apa. “eonni??”shin young in tersadar darii lamunannya, “ahh,, ne? kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?”selidik young in, “jika memang appa masih hidup aku ingin menemuinya, eonni, aku mohon carilah appa. Sebelum meninggal aku ingin ada yang menjagamu, huh??”pinta ga in, “apa yang kau bicarakan? Kau akan sembuh,”balas young in, “jangan berbohong eonni, kau juga tahu bagaimana kondisiku sesungguhnya,”cecar ga in, young in terdiam lalu memandang tepat kemata adiknya itu. “kau sungguh ingin meninggalkanku?”tanyanya, adiknya menggeleng. “bagus, jadi mulai sekarang kita berdua akan berjuang lebih keras lagi untuk tetap bersama, kau mengerti kan?” kembali adiknya hanya mengangguk, young in mencium kening adiknya. “saranghae,”ucapnya, “nado saranghae”balas adiknya.

Mereka pun beranjak pergi.
Young in sebenarnya cemas meninggalkan ga in sendirian dirumah tapi ga in tidak keberatan dia malah menolak jika diajak karena takut mengganggu pekerjaan eonninya, jadi setiap saat young in pasti menelpon kerumah hanya sekedar menanyakan kabarnya dan hal kecil lainnya. Temannya mengatakan kalau young in terlalu mencemaskan adiknya, “tentu saja aku mencemaskan adikku, bahkan aku sangat mencemaskannya lebih dari diriku sendiri.”begitu alasannya. Dan setiap senin young in selalu mengantar adiknya check up, adiknya juga masih terlihat kurus dan tak ada perubahan yang berarti. Young in sangat cemas, dia meminta dokter untuk melakukan upaya apapun untuk kesembuhan adiknya meski untuk bayarannya young in harus rela berhutang pada rentenir.
 Suatu hari saat pulang ia dicegat para pesuruh rentenir untuk menagih hutangnya, “yyaa!! Kau harus bayar bunganya!! Apa kau lupa?! Setiap bulan bunganya harus kau bayar dua kali lipat dari bulan sebelumnya!!”teriak salah satu dari mereka, “aku tahu, tapi aku belum gajian, tak bisakah kalian menunggu? Lusa aku akan meminta gajiku, dan langsung aku berikan pada kalian. Percaya padaku,”pintanya, salah seorang dari mereka yang bertubuh kekar mendorong young in hingga ia jatuh terduduk, “ingat!! Jika lusa kau tidak bayar bunganya, kau akan tahu akibatnya!!”mereka lalu pergi meninggalkan young in yang masih terduduk lemah, ia menangis membayangkan wajah adiknya yang makin lemah, “maafkan eonni, ga in.”

 “aku pulang!!”teriak young in, ga in segera muncul sambil tersenyum lebar. “selamat datang eonni,”ga in langsung memeluk eonninya, “kajja,,”ga in mengajak young in masuk, dan terkejut ia melihat seorang pria paruh baya berada dirumahnya, dan bertambah terkejut lagi saat adiknya mengatakan bahwa pria itu adalah ayah mereka. Pria yang tampak rapi dan berjas bak seorang pejabat #author kehabisan kata-kata# itu menghampiri young in, “appa sudah mencari kalian sejak lama, dan appa sangat menyesal meninggalkan kalian bertiga saat itu. Kalian berdua pasti membenci appa.”sesalnya, ia lalu membungkukkan badannya 90 drajat. “appa, apa yang kau lakukan?”ga in langsung memeluk ayahnya, sedang young in hanya terdiam ditempat entah apa yang ada dipikirannya.

 “sebenarnya selama beberapa bulan ini appa selalu mengawasi kalian, tapi appa baru tahu tentang ibumu dan ga in beberapa minggu ini. Appa tau kau berhutang kepada rentenir, jadi mulai sekarang appa akan menjaga kalian.” Jelasnya, young in menggeleng keras. “benar, kau datang diwaktu yang tepat, dimana ga in sangat membutuhkanmu karena kau sudah menjadi orang kaya. Tapi…”young in berhenti sebentar, “kau sudah menelantarkan kami bertahun-tahun bagaimana aku bisa mempercayaimu?”Tanya young in, “appa tau, sangat sulit untuk memaafkan kesalahanku, tapi aku mohon padamu, young in-ah, beri appa kesempatan sekali lagi untuk menebusnya. Appa akan merasa sangat bersalah pada ibumu jika kalian menderita lagi. Appa mohon.”pintanya, young in menahan tangisnya dan berusaha tetap tegar. “pulanglah, hari sudah malam.”young in hendak beranjak masuk tapi ayahnya menahannya, lalu ia menyodorkan sebuah kartu nama. “ini kartu nama appa, jika kau membutuhkan appa kau bisa menghubungi appa.”setelah berkata-kata pria itu pergi, tak lama terdengar suara mesin mobil yang perlahan menjauh. Young in terduduk sambil menangis tersedu-sedu, “eonni…”young in menengok, “ga in-ah, do’amu terkabul,”ujarnya sambil berusaha tersenyum,”eonni..”ga in langsung memeluk eonninya.

 Young in pun memutuskan untuk menemui ayahnya, young in mendatangi perusahaan appanya dan meminta appanya untuk membiayai pengobatan adiknya hingga adiknya sembuh dan tentu appanya menyanggupi. Young in pun lega, tapi ia tetap menolak bantuan appanya untuk melunasi hutangnya. Young in mengatakan itu adalah tanggung jawabnya dan ia tidak mau appanya turut campur. Dan hari ini adiknya akan pergi keluar negeri untuk pengobatan kankernya, “eonni, aku akan berjuang untuk sembuh disana, kau juga harus mendapatkan seseorang yang bisa menjagamu.”pesan ga in sebelum pergi, young in mengerti maksud adiknya. Memang selama ini ia terlalu sibuk bekerja untuk adiknya, hingga ia tak menanggapi pria-pria yang berusaha mendekatinya.

 “kau? Kau gadis yang waktu itu kan?”seorang pria yang mengantri dikasir mengejutkannya, “ne? kita pernah bertemu?”Tanya young in, “kau yang seperti ini kan?”pria itu merentangkan tangannya, young in jadi makin bingung. “waktu itu kau menyelamatkan anak kecil dengan merentangkan tanganmu kearah mobilku,”young in akhirnya ingat kejadian itu lalu mengangguk, “kau ingat? Maaf ya, waktu itu temanku mengemudi terlalu kencang,”sesalnya, young in tersenyum. “gwenchana, kan tidak ada korban saat itu,”ujar young in, pria itu balas tersenyum. “yyaa!! Kalian mau pacaran sampai kapan?!”seorang pengantre dibelakang protes, key dan young in jadi gugup dan malu. “sampai jumpa nona….. shin young in,?”pria itu mengeja namanya sambil tersenyum dan bergegas pergi, young in mengangguk lalu melayani pembeli yang lain. Matanya tertuju pada sebuah dompet kulit warna hitam, lalu ia memeriksa isinya dan ia mendapatkan sebuah kartu mahasiswa. Tertera nama key dan universitas seoul, young in mengamati foto mahasiswa dengan teliti dan pemilik dompet itu adalah pria yang tadi, “apa ini jawaban dari do’a ga in?”young in tersenyum lalu menyimpan dompet itu, ia berniat untuk mengembalikannya. Dan jika ini merupakan awal yang baik ia pun akan menjalaninya dengan baik, Karena kita tak bisa menebak masa depan dan mungkin saja kebetulan yang tak disangka merupakan awal dari masa depan yang lebih baik.

 END