Sinetron 7 Manusia Harimau yang tayang di RCTI ini menggenapi sinetron dengan tema action seperti sinetron “Manusia Harimau MNCTV” “Badai” . 7 Manusia Harimau ditulis oleh penulis skenario Imam Tantowi yang sebelumnya sudah sukses dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji, sinetron terbaru RCTI bertajuk 7 Manusia Harimau siap memeriahkan persaingan program primetime.
Adalah Mara (Samuel Zylgwyn), guru Matematika SMA dari Jakarta 25 tahun, yang meminta dinas untuk dipindahkan ke sebuah kota kecil di dekat Bengkulu. Kedatangan Mara disebuah kota kecamatan terpencil yang hampir tidak terpeta di perbatasan Bengkulu dan Jambi, mungkin bagi orang lain merupakan musibah. Seorang guru SMA yang terbiasa bertugas di kota besar, dengan segala kemudahan teknologi komunikasi, kini harus berhadapan dengan kesepian.
Di tempat barunya inilah, Mara merasakan aura suasana yang cocok dengan dirinya. Dia merasakan sedang memasuki habitatnya. Konon menurut neneknya, Kecamatan Kayu Lima yang sekarang ia tinggali adalah tempat lahir ayah Mara yang bernama Peto Alam. Kala itu Ibu Mara yang bernama Aini yang membawa lari Mara dan sang nenek keluar dari Kayu Lima, karena dalam keadaan terancam.
Kayu Lima, sebuah desa yang selalu diliputi kabut pegunungan, sekaligus kabut misteri yang kadang kadang sangat sulit untuk bisa diterima akal sehat manusia.
Penduduk desa tetangga Kayu Lima, memberi julukan yang sangat menyeramkan bagi desa itu, yaitu “gudang ilmu hitam”. Di kota kecil itulah bersemayam para manusia yang memiliki ilmu Harimau yang sebenarnya digunakan untuk menjaga kebun kopi mereka yang luas, dari gangguan pencuri.
Mara menganggap hal itu hanyalah sebuah mitos klasik. Namun ayah dan ibunya adalah keturunan ketiga manusia harimau tapi Mara tetap menganggap bahwa kedua orang tuanya masuk dalam lingkaran mitos itu. Menurut perhitungan mitologi tersebut, Mara adalah keturunan keempat dari manusia harimau.
Bus yang mengangkut Mara sampai di pasar Kota Kecamatan yang sudah sepi, dan watak dari kota kecil itu Kala matahari sudah terbenam, tidak akan ada seorangpun yang lewat di kota kecil itu selepas Magrib. Tidak ada seorangpun yang bisa ditanyai oleh Mara. Saat sedang mencari orang yang dapat ditanyai, muncullah seseorang yang mengejutkan Mara. Orang itu adalah Pak Yunus yang merupakan seorang pesuruh dari sekolah, dimana Mara akan bertugas. Pak Yunus pun sudah menunggu Mara dengan motornya. Mara pun diantar menuju ke sebuah rumah yang akan ditempatinya. Rumah tersebut bermodel rumah batu Belanda.
Sebenarnya alasan utama Mara meminta ditugaskan di Kayu Lima, adalah keinginan dirinya untuk bertemu dengan kerabatnya, terutama untuk mencari tahu siapa kakeknya yang katanya telah menurunkan ilmu harimau secara alamiah ke dalam dirinya. Seorang yang misterius tersebut sudah menurunkan hal tersebut saat Mara masih berada dalam kandungan ibunya.
Meski dilarang oleh ibu dan neneknya, Mara tetap bersikeras untuk datang ke kota kecil itu. Melihat tekad Mara, ibu dan neneknya tidak dapat berbuat apa-apa dan terpaksa mengijinkan Mara melakukan apa yang ia inginkan. Ibu dan neneknya pun memberikan sejumlah petuah dan himbauan untuk Mara demi keselamatan sang keturunan manusia harimau keempat itu.
Setiba di desa tersebut, Mara ingin menemui Lebai Karat yang merupakan seorang tetua desa yang disegani karena ilmu yang dimilikinya. Belum sampai satu jam Mara sampai dirumah jabatan, dia sudah menanyakan rumah Lebai Karat pada pak Yunus, dan dari orang tua pesuruh sekolah dia dapatkan informasi yang membuat bulu kuduknya berdiri. Karena hari sudah malam, Pak Yunus pun menyarankan Bara untuk menemui Lebai Kerat keesokan paginya. Pak Yunus pun menceritakan segala hal yang menyangkut desa Kayu Lima. Saat sedang bercerita itulah, seseorang menguping pembicaraan Pak Yunus dan Mara.
Tidak terlalu lama setelah pak Yunus pergi, tiba tiba asap masuk dari celah celah pintu yang menghamburkan bau harum yang aneh. Mara pun berusaha mencari tahu hal tersebut. Mara mendekatkan kepalnya kelantai papan sambil mengatakan, bahwa dia orang baru yang tidak ingin mencari musuh, tapi mencari damai dan dengan rendah hati seperti nasihat ibunya dan neneknya, dia minta izin untuk diterima dilingkungan mereka.
Hanya suara auman harimau saja yang didengar Mara saat mengatakan hal tersebut. Tanpa rasa taku, Mara yang sudah mengetahui banyak cerita tentang desa tersebut segera berlari ke jendela dan membukanya. Saat itulah ia melihat seekor raja hutan besar berusaha menyelinap masuk ke dalam semak-semak di rumahnya itu.
Kejadian itu tidak membuat niatnya untuk menemui Lebai Karat menjadi urung. Dengan membaca Bismillah, Mara keluar rumah. Beberapa cobaan ia temui di perjalanan, dari seorang gadis yang meminta pertolongan, hingga pertemuannya dengan Humbalang, pemuda tampan yang ternyata juga keturunan Inyit. Entah mengapa ternyata Lebai Karat tidak menyukai kehadiran dirinya, bahkan sempat akan menyerang Mara. Untungnya Karina, anak gadisnya yang cantik langsung mengingatkan Lebai Karat. Mara pun langsung pulang dengan perasaan kaget dan sedikit takut.
Banyak hal-hal baru yang Mara temui di lingkungan barunya. Mulai dari gangguan di rumahnya, bahkan ia pun sempat harus masuk penjara karena dituduh membunuh, kena teluh, sampai menjadi perhatian para Inyit di daerahnya. Para inyit tersebut, Lebai Karat, Pak Abu, Rajo Langit, Humbalang pun mencurigai jika Mara adalah harimau ketujuh yang selama ini mereka tunggu untuk menyempurnakan kelompok mereka. Gerak-gerik Mara pun mulai diawasi, dan jika Mara menolak bergabung dalam kelompok tersebut, nyawa Mara dalam keadaan terancam.
Tidak hanya itu, Mara juga harus dihadapkan pada dua gadis cantik, Karina anak Lebai Karat, dan Pitaloka anak Pak Abu yang sama-sama menaruh hati padanya. Karena keturunan Inyit, maka keduanya pun ‘berilmu’ dan pintar. Keduanya bersekolah di tempat Mara mengajar.
Mara pun lambat laun terlibat lebih dalam di lingkungan Kayu Lima. Walaupun awalnya ia hanya ingin menjadi guru matematika dan mengenal asal-usulnya, tetapi ternyata kehadirannya di Desa Kayu Lima cukup banyak menarik perhatiannya.