Saat ini jika bicara tentang batik, maka yang terlintas pertama kali adalah kota Pekalongan, Yogya atau juga Solo. Hal ini tidaklah mengherankan karena ketiga kota tersebut saat ini merupakan produsen batik terkemuka dan memiliki banyak sentra-sentra kerajinan batik. Tetapi tahukah kamu bahwa sebuah kota di tatar priangan juga memiliki motif batik khasnya sendiri lho, kota tersebut adalah Ciamis.
Batik dari Ciamis memiliki ciri khas yakni motifnya yang sederhana namun tetap terlihat elegan. Warna yang dipakai cenderung kalem seperti warna hitam, putih, yang berpadu dengan warna coklat kekuningan. Kebanyakan batik Ciamis banyak mengambil tema – tema gambar tumbuhan, hewan serta lingkungan alam sekitar. Motif Ciamisan diantaranya adalah “ciung wanara, galuh pakuan, bali pisan dan batik onom”.
Batik Ciamis mencapai masa kejayaanya di era tahun 1960an hingga awal tahun 1980an. Hingga sempat berdiri koperasi Rukun Batik yang menaungi para pengrajin batik dimasa itu. Koperasi ini kemudian menjadi wadah yang mampu memenuhi segala kebutuhan perajin batik, dari mulai bahan baku pembuatan hingga pemasaran produk.
Namun sayangnya kejayaan itu tidak bisa terus berlangsung dan sampai pada senjakalanya pada tahun 90an awal. Batik hasil karya Ciamis ini kalah bersaing dengan ragam produk fashion lainnya dan harus rela tergusur dan dilupakan. Kini nyaris tidak ada lagi yang mengenal batik ciamis, bahkan warga ciamis sendiripun kebanyakan tidak mengetahui bahwa dahulu kota ini memiliki batik khasnya sendiri. Bangunan Pabrik yang juga merangkap sebagai kantor Koperasi Rukun Batik sudah lama terbengkalai dan rusak disana – sini. Nyaris tidak ada lagi kegiatan yang terlihat jika kita melintas didepannya.
Saat ini hanya ada segelintir perajin yang masih setia membatik ciamisan, itupun dengan produksi yang terbatas dan hanya melayani pesanan skala kecil. Nyaris tidak ada yang berminat kembali mengidupkan warisan kebudayaan yang satu ini. Padahal jika dikembangkan dengan baik, bukan tidak mungkin produk batik ciamisan ini bisa kembali berjaya dan dapat menjadi seperti kota Pekalongan yang besar dengan kerajinan Batiknya.
Jika dirawat, ia akan menjadi sahabat, namun kalau dirusak, ia akan berbalik merugikan. Begitulah peran lahan gambut bagi kita umat manusia. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita selalu menjaganya dengan baik. Inilah yang kini tengah dilakukan olehRoyal Golden Eagle (RGE) dengan mencanangkan program Restorasi Ekosistem Riau (RER).
Lahan gambut ternyata memiliki peran yang sangat signifikan bagi kelangsungan hidup manusia. Area ini bisa menjadi cadangan air yang berlimpah. Bayangkan saja, jika masih berfungsi normal dan belum rusak, lahan gambut mampu menyimpan air antara 0,8 hingga 0,9 m3/m3. Bukan hanya itu, lahan gambut diketahui sangat berpengaruh terhadap keseimbangan iklim. Area unik ini bisa menyimpan karbon. Namun, jika rusak akibat kebakaran misalnya, hal yang terjadi sebaliknya. Karbon akan mereka lepaskan ke udara. Dampaknya fatal. Efek rumah kaca semakin meningkat dan mendorong suhu bumi terus naik.
Royal Golden Eagle tahu persis hal tersebut. Maka, mereka rela menggulirkan RER yang sejatinya tidak mudah dilakukan. Maklum saja, selain kedua peran tersebut, lahan gambut diketahui menyimpan keanakeragaman hayati yang luar biasa dan menjadi habitat alami beragam flora serta fauna. Berbagai alasan itu sudah cukup untuk membuat grup yang dulu bernama Raja Garuda Mas tersebut segera mengambil langkah strategis. Patut diketahui, oleh pendirinya, Sukanto Tanoto, RGE diharapkan untuk ikut aktif dalam menjaga keseimbangan iklim. Hal itu bahkan digariskannya sebagai prinsip kerja di semua unit usaha Royal Golden Eagle. Langkah RGE ini terbilang unik. Pasalnya, sebagai grup yang memanfaatkan sumber daya alam, perusahaan seperti Royal Golden Eagle ini sering dianggap tidak memerhatikan kelestarian alam. Namun, kenyataan yang terjadi sebaliknya. RER yang mereka gagas adalah bukti nyatanya.
Korporasi yang dulu bernama awal Raja Garuda Mas ini mulai mencanangkan RER pada 2013. Mereka bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti Flora & Fauna International, Bidara, dan The Nature Conservancy untuk menjalankannya. Sejumlah institusi tersebut dipilih oleh RGE karena dinilai kompeten dalam perlindungan dan pelestarian alam. Pada dasarnya, RER merupakan upaya perlindungan dan perbaikan area lahan gambut yang sudah rusak. RGE secara khusus memfokusnya di salah satu hutan gambut terluas di Asia Tenggara yang terletak di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang yang ada di Provinsi Riau. Luas area yang direstorasi oleh RGE juga sangat luas. Mereka menangani lahan seluas 150 ribu hektare. Melalui program RER, area yang perannya sudah menurun tersebut hendak dipulihkan seperti sedia kala.
RGE mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan RER. Mereka mendapat izin restorasi ekosistem di sana selama 60 tahun dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Kurun waktu tersebut hendak dimanfaatkan secara maksimal oleh Royal Golden Eagle untuk memulihkan fungsi dan peran lahan gambut di sana. Supaya proses pemulihan hutan gambut di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang berjalan dengan baik, RGE melakukan empat tahap di dalam RER. Pertama mereka melakukan perlindungan terlebih dulu. Areanya dijaga dari ancaman tangan-tangan tak bertanggung jawab yang kerap menjadi perusak hutan.
Dalam hal ini, peran Royal Golden Eagle dalam melindungi kelestarian alam kian kentara. Sebab, seiring dengan proses restorasi, dalam RER, RGE juga melakukan konservasi terhadap 400 ribu area hutan gambut lainnya. Selanjutnya, RGE melakukan riset dan penelitian. Hal ini menjadi modal dalam melakukan tindakan selanjutnya di dalam RER yakni proses restorasi. Ini yang tidak mudah dilakukan. Butuh kesabaran ekstra dan kerja keras dalam mengembalikan fungsi dan peran hutan yang sudah menurun.
Adapun tahap terakhir adalah pengelolaan lahan. Ini juga butuh komitmen dan keseriusan. Pasalnya, tidak mudah untuk mengelola lahan gambut. Ambil contoh tentang pengaturan air. Lahan ini tidak boleh kering supaya tidak mudah terbakar sehingga aliran air harus terus-menerus dipantau tanpa henti.
Akan tetapi, Royal Golden Eagle memang sudah berkomitmen untuk mengembalikan peran dan fungsi lahan gambut di Semenanjung Kampar seperti sedia kala. Mereka membuktikannya dengan mengucurkan investasi sebesar 100 juta dollar Amerika Serikat selama sepuluh tahun ke depan untuk pelaksanaan RER sejak 2015. Royal Golden Eagle mengikuti ajang konferensi tingkat tinggi dalam perlindungan alam dunia, COP21 di Paris, Prancis, pada Desember 2015 lalu. Di hadapan pihak-pihak yang berkiprah dalam perlindungan alam dunia, RGE menandaskan komitmennya.
“Komitmen ini menggambarkan bahwa pihak swasta juga memiliki andil secara nyata, bukan hanya ikrar, tapi dengan benar-benar menunjukkan hasil,” kata Managing Director APRIL Group Indonesia, Tony Wenas, seperti dikutip dari Berita Satu.
RGE bertekad melakukannya karena tahu persis kondisi lahan gambut. Area ini merupakan kawasan yang “sensitif” sehingga sangat membutuhkan perlindungan. Secara khusus, lahan gambut di Semenanjung Kampar tersebut juga menjadi habitat sejumlah fauna yang keberadaannya terancam. Lihat saja di sana ditemukan Macan Sumatera, Beruang Madu, dan sejumlah spesies kucing hutan yang langka.
Sejak mulai dilakukan hingga sekarang, dampak positif RER mulai terlihat. Area tersebut bebas dari kebakaran. Padahal, pada tahun 2015 terjadi musim kering yang parah di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, kawasan terlindungi yang seluas enam kali Singapura tersebut mulai “hidup” kembali. Hal tersebut tergambar dari penemuan sejumlah fauna langka yang terekam kamera jebakan pengelola RER. Ini menandakan fungsi dan peran kawasan Semenanjung Kampar sebagai habitat alami sejumlah fauna perlahan-lahan mulai kembali normal.
Hasil menggembirakan tersebut semakin menambah semangat RGE untuk melaksanakan RER. Menurut Direktur Royal Golden Eagle, Anderson Tanoto, langkah yang diambil pihaknya ini merupakan perwujudan nyata dari prinsip kerja perusahaan. Royal Golden Eagle ingin memberi manfaat kepada pihak lain khusus masyarakat dan negara. Bersamaan dengan itu, RGE juga berkiprah aktif dalam perlindungan iklim.
“Kami terus belajar dari pengalaman dan mengembangkan pendekatan demi memberikan manfaat bagi lingkungan, kesempatan ekonomi melalui kesempatan kerja dan pembangunan infrastruktur, sekaligus memberikan faedah bagi masyarakat lokal,” tutur Anderson Tanoto di Berita Satu.
Agar RER bisa berjalan sukses, RGE menggandeng masyarakat sekitar. Mereka tahu persis peran warga lokal akan sangat signifikan dalam perlindungan alam. Oleh karena itu, RER juga melibatkan warga setempat yang berdomisili di sekitar Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.
Ada sejumlah langkah yang dilakuan oleh RGE. Grup yang dulu pernah bernama Raja Garuda Mas ini memastikan terjaganya praktik tradisional dalam kegiatan memancing ikan dan mengumpulkan madu. Selain itu, mereka juga menciptakan sumber penghasilan dan kegiatan bisnis skala kecil. Hal ini penting karena tuntutan ekonomi kerap menjadi pendorong pemanfaatan hutan secara tidak bertanggung jawab.
Tak kalah penting juga RGE aktif melakukan pendidikan supaya masyarakat memahami pentingnya upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati. Hal itu dibarengi dengan beragam upaya peningkatan ekonomi lokal sebagai bukti bahwa kegiatan konservasi mampu menciptakan kesejahteraan.
Diharapkan semua kegiatan yang dilakukan Royal Golden Eagle dalam RER mampu berjalan maksimal. Sebab, hasilnya tidak hanya dinikmati oleh warga sekitar maupun RGE. Semua rakyat Indonesia akan menikmati buahnya karena keseimbangan iklim ikut terjaga seiring fungsi dan peran lahan gambut yang membaik.
Wisata ke Bandung kali ini tidak saya rencanakan dengan sungguh-sungguh, hanya terjadi begitu saja karena menghadiri acara gathering salah satu brand smartphone di kota ini. Acaranya sendiri berakhir jam 8 malam, dan rasanya sayang melewatkan suasana malam Kota Bandung dengan begitu saja. Maka kemudian saya putuskan untuk menuju Alun-alun kota Bandung, beruntung tempat acara tidak terlalu jauh dari Alun-alun hingga bisa dengan mudah dicapai. Tiba disana suasana sudah begitu ramai, banyak anak kecil bermain bola, keluarga yang duduk-duduk di rumput sintetis, rombongan tour dengan seragam yang sama, hingga para pedagang yang tak henti menawarkan dagangannya ke setiap pengunjung yang datang. Walaupun ini bukan hari weekend, pengunjung tetap datang silih berganti. Setelah puas berkeliling, dari Alun-alun berjalan sedikit ke arah Jalan Asia Afrika, disini ada beberapa spot foto yang menarik.
Salah satunya adalah Hantu Asia Afrika Bandung yang telah terkenal dan menjadi ikon yang unik bagi para wisatawan. Disini kita bisa melihat hantu-hantu legendaris seperti valak, pocong, suster ngesot, genderuwo, serta kuntilanak. Paduan gedung tua dan hantu tersebut menimbulkan perasaan antara horor dan penasaran, tetapi nyatanya banyak wisatawan yang justru tertarik untuk berselfie ria dengan si hantu. Para Hantu ini adalah anak muda kreatif bandung yang tergabung dalam komunitas yang kemudian menyuguhkan atraksi dengan kostum unik disekitaran jalan Asia-Afrika.
Dari sana saya berjalan lagi ke arah Gedung Merdeka, tempat terciptanya Dasa Sila Bandung yang menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah dalam berjuang memperoleh kemerdekaan. Melihat bangunan tua Museum Asia-Afrika, berlanjut jalan hingga ke Hotel Savoy Homan, Belok ke Jalan Braga yang legendaris. Suasana vintage dari banguan yang ada disini dengan segala perjalanan sejarahnya, membuat menyusuri jalanan ini dimalam hari terasa romantis. Dan bagi para penyuka photography pastinya akan betah, karena sangat cocok untuk hunting street photography, dan pada akhirnya sayapun asyik jeprat-jepret hingga waktu tidak terasa semakin malam.
Menikmati bandung dengan waktu yang terbatas rasanya memang sedikit disesalkan, karena kota ini memiliki banyak tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan. Belum lagi tempat-tempat kulineran legendaris yang betul-betul harus dicoba saat berada di Bandung. Jadi, bagi para pembaca yang mau ke Bandung lebih baik rencanakan dengan matang, dan susun itenary perjalanan dengan baik agar bisa menikmati kota ini seutuhnya. Jangan khawatir, fasilitas akomodasi selama di Bandung sudah sangat lengkap, banyak hotel berbintang hingga hotel budget dapat ditemukan dnegan mudah disini.
Wisatawan domestik maupun mancanegara jangan ragu untuk pergi ke Bandung. Bagi yang menggunakan pesawat dan ingin menggunakan transportasi yang nyaman serta tepat waktu dari bandara, maka bisa memilih layanan Golden Bird. Layanan lengkap dengan berbagai tipe mobil yang bisa dipilih seperti Avanza, Inova, Camry, dan Alphard. Golden bird bandung siap mengantar ke berbagai destinasi populer di Bandung dengan tarif final yang sudah termasuk biaya tol, parkir dan pajak. Menariknya lagi, jika penerbangan tertunda, golden bird akan menunggu sehingga kita dipastikan untuk naik dan diantarkan ke tempat tujuan. Sekarang memesan Golden Bird bisa dilakukan dengan aplikasi traveloka sehingga lebih mudah.
Jadi tidak ada alasan untuk menunda liburan ke Bandung nih, yuk pilih tanggal yang tepat untuk mengeksplorasi kota ini. Memang benar sekali quotes yang terpampang di salah satu sudut kota “Bumi Pasundan Lahir ketika Tuhan sedang Tersenyum”. Bandung adalah kota yang selalu dirindukan untuk dikunjungi lagi dan lagi, pesona tempat wisatanya yang asyik ditambah kulinernya yang beragam membuatnya cocok untuk melepas penat. Yuk wisata ke bandung !.
Lagam Art Deco yang datang dari Perancis adalah satu kombinasi arsitektur yang mempesona dari bermacam style, terhitung style Eropa masa lampau, arsitektur Maya, Aztec, serta China, dan style moderen yang di pengaruhi kubisme, futurisme, serta ekspresionisme. Amati oleh Anda bagaimana style dekoratifnya yang megah serta menawan ini mempunyai ciri-ciri wujud geometris yang kuat, warna mencolok, serta garis yang tajam.
Tahun 2001 Kota Bandung dianugerahi predikat peringkat 9 dari 10 World Cities of Art Deco untuk kota yang banyak mempunyai koleksi gedung lama berlanggam Art Deco. Sebagian gedung yang kerap ditafsirkan berlanggam Art Deco di Bandung yaitu Hotel Preanger, Hotel Savoy Homann, Bank Jabar, Jaarbeurs, Gedung Merdeka, dan sebagian pertokoan lama di sepanjang Jalan Braga.
Khusus untuk Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika pertama tahun 1955, awalnya bernama Societeit Concordia. Dibangun tahun 1895 untuk gedung club, lalu direkonstruksi tahun 1921 oleh CP Wolff Schoemaker. Nuansa konservatif tampak kental pada pintu masuk utama karenanya ada pilar silinder simpel bergaya Eropa yang dipercantik dengan lampu kaca pada puncaknya. Demikian juga tempelan ornament berupa geometris pada bidang-bidang vertikal yang memisahkan jendela-jendela menunjukkan unsur Eropa, gabungannya dengan aksen tradisional berbentuk ukiran-ukiran pada bagian pojok atas bangunan terlihat menarik meskipun tak dominan. Pada bagian sisi kanan tampak kesederhanaan unsur modern dengan massa bangunan yang berbentuk bundar serta melingkar mengikuti pola jalan, tidak sama dengan penyelesaian massa pada sisi kiri yang condong classic. Tak hanya anda mengamati arsitekturnya maka jangan ragu untuk masuk ke dalam museumnya mengingat kembali bagaimana berlangsungnya Konferensi Asia Afrika yang pertama kali serta telah mempengaruhi pandangan politik negera-negara di Asia serta Afrika.
Tempat Menarik Di Bandung
Kampung Gajah, Untuk suatu obyek wisata one stop recreation Kampung Gajah ini dapat disebutkan cukup komplit. Untuk Anda penggemar kuliner, disini juga ada empat jenis restoran yang menyajikan makanan khas Jepang, Western, Asia serta juga Indonesia. Disini juga ada Factory outlet untuk Anda penggemar feshion yang up to date.
Saung Angklung Udjo, Ini yaitu suatu tempat untuk pertunjukan, serta juga adalah pusat kerajinan tangan yang terbuat berbahan bambu, dan workshop beragam instrumen musik yang datang dari bambu. Diluar itu, Saung Angklung Udjo juga memiliki maksud untuk jadi suatu laboratorium pendidikan serta juga jadi pusat untuk belajar pelihara kebudayaan khas Sunda, terutama yaitu angklung.
Hotel Murah Di Bandung
Pertambahan pengunjung tiap-tiap tahun membuat pengusaha-pengusaha di Bandung melirik bisnis perhotelan, dibawah ini ada beberapa daftar hotel murah di Bandung:
1. Grand Aquila Hotel
Jl. Dr. Djundjunan 116 Bandung 40173, Indonesia Phone. (62-22) 2039280 – Fax : (62-22) 2039282, situs : www.aquila-international.com, e-mail : [email protected]
2. Grand Hotel Preanger
Jl. Asia Afrika 82, Bandung, Jawa Barat 40111, Indonesia. Phone : 022 4231631, fax : 022 4230034, situs : www.preanger.aerowisata.com, e-mail : [email protected]
3. Hilton Hotel Bandung
Jln. HOS Tjokroaminoto No. 41-43, Bandung 40171, Jawa Barat, Indonesia. Phone : 022-8606-6888
Tips Booking Hotel Di Bandung
Bawa Kartu Kredit, Lantaran pemesanan hotel dengan cara on-line dikerjakan dengan kartu kredit, maka kartu kredit Anda tak boleh lupa dibawa untuk check in di kamar hotel. Pihak hotel membutuhkannya untuk konfirmasi data. Bila Anda pesan dengan kartu kredit orang lain, Anda dapat meminjamnya bila itu punya anggota keluarga atau teman baik anda.
Bila anda mau melakukan pemensanan hotel melalui on-line, sebaiknya anda memakai komputer pribadi atau memakai smartphone pribadi. Hal semacam ini utama karena anda mesti mengantisipasi ada pembajakan data pribadi anda oleh pihak-pihak yg tidak diinginkan. Dengan mencermati panduan pesan kamar hotel lewat on-line diatas sekurang-kurangnya bakal mempermudah memperoleh kamar hotel diluar negeri atau dalam negeri sekalipun.
Jet Li adalah salah satu legenda seni bela diri di dunia, film-filmnya telah mencapai kepopuleran yang luarbiasa selama lebih dari empat dekade. Dia membuat...